Pokémon GO is the latest proof of concept that if you combine a mobile game with innovative technology, like augmented reality, and add a partnership with such mobile ecosystem behemoth as Google, mostly likely you will hit a jackpot and create not just a new mobile game but a worldwide phenomena. And of course, there is one extra component of the Pokémon GO success – it’s based on previously popularPokémon brand.[7]
Demikian pula dengan Indonesia. Indonesia adalah bukti aktual yang menunjukkan bahwa ketika kita berhasil menyatukan suara hati yang rindu pemerdekaan dengan seni berorganisasi dan menambahkan jejaring dan ekosistem pendukung perjuangan, kita akan meraih hadiah kemerdekaan, yang bukan hanya menciptakan sebuah tatanan negara bangsa baru, tetapi juga menginspirasi negara-negara dunia Ketiga untuk bangkit merai martabatnya. Dan tentu saja, ada satu komponen tambahan dari keberhasilan konsep Indonesia : bangkitnya roh-roh pahlawan di kedalaman hati anak-anak bangsanya.
Bagaimana menggerakkan sebuah bangsa ? Gerakan itu besar. gerakan itu merubah jutaan orang, gerakan itu terentang dalam bentang ruang dan waktu yang sangat lebar. Pada setiap elemen dari gerakan itu adalah gerakanmu. Gerakan itu dimulai dari dirimu. Indonesia adalah engkau.
Maka tarianmu adalah tarian bangsamu. Cinta yang mengalir dan menggerakkan hatimu, biarlah itu juga menggerakkan pikiran, ucapan, dan tindakanmu. Ketika cinta itu mengalir keluar dari batinmu menjadi ragamu, keluar dari ragamu menjadi pancaran perubahan bagi dunia sekitarmu, engkau sedang memperbaharui keindonesiaanmu. Bergeraklah, dan engkau menjadikan Indonesia baru.
Yogyakarta, 26 Oktober 2016
Cyprianus Lilik Krismantoro Putro
085643521325
 rowanggesang@gmail.com
 FB @rowanggesang
 IG Cyprianus_lilik
[1] Connie Hwong, Pokemon Go Thirty Days Later, http://www.vertoanalytics.com/pokemon-go-thirty-days-later/
[2] Artyom Dogtiev, http://expandedramblings.com/index.php/pokemon-go-statistics/