"Aaah, Set_"
Azmi menutup mulut Tari dan membuka tutup kepala, "ini Abang, Tato."
Tari melotot dan menggigit tangan Azmi, sampai dia meringis, "ya ampun Tato, sakiiit."
Tari memasang wajah tidak bersahabat, "lain kali jangan seperti ini!"
Azmi tersenyum dan buru-buru meraih tangan Tari supaya dia tidak pergi.
"Maaf, Abang mengganggu, ya?" Azmi ikut masuk ke dapur dan duduk di bangku pendek yang biasa Tari gunakan.
"Abang mau apa kemari, pagi-pagi mengganggu orang yang mau bekerja!"
Azmi tersenyum, dia lega, karena setidaknya Tari tidak mengusir dirinya.
"Abang mau peyek. Kamu sudah selesai membuatnya, bukan?"
Tari menghembuskan nafas kasar, "jangan basa-basi, cepat katakan apa yang ingin Abang katakan?"
Azmi menatap Tari, sudut bibirnya terangkat, "Abang mau menceritakan_"