Tari dan Mak Ijah juga tamu pengajian langsung tertegun ketika melihat Wali nikah Tari sudah dibawa sang calon suami.
  "Kamu!" Mak Ijah memukul Azmi, "kamu itu ternyata sudah mempersiapkan semuanya, ya!"
  Azmi tersenyum, "ya buat jaga-jaga saja Mak. Takut Tari menolak, aku akan meminta bantuan kepada paman Asep."
 Mak Ijah semakin geleng-geleng dengan tingkat calon menantunya itu. Dia pun merasa bahagia, karena dengan seperti itu, Azmi benar-benar menyayangi anaknya.
  "Jadi, mau bagaimana, Mak? Apa kita nikahkan saja mereka berdua sekarang?" Ibu Pranoto kembali menatap Mak Ijah.
  Tari menatap Emak nya, menggeleng kepala sembari mengibaskan tangannya tanda meminta untuk menolak apa yang diinginkan calon suaminya.
  Azmi yang melihat kelakuan calon istrinya langsung mendekatinya, "Jangan menolak, kalau menolak Abang cium kamu di depan semua orang."
  "Iiih, mulutnya!" Tari menutup mulut Azmi dan Azmi malah tertawa sembari menyenderkan tubuhnya di tiang bangunan rumah.
"Maaak, Azmi boleh menikahi Tari sekarang, ya. Azmi mohooon."
Semua orang tertawa melihat kelakuan Azmi yang seperti anak kecil meminta permen.
Mak Ijah menghela nafas, "Maaf, Nak Azmi. Emak tidak bisa memaksakan kehendak. Coba saja bujuk Tari, kalau dia mau, sekarang juga Emak nikahkan kalian."