Mohon tunggu...
Liesa Sandea
Liesa Sandea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang gemar membaca dan menulis. Saya sangat tertarik pada topik-topik yang berkaitan ekonomi dan psikologi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sering Ketindihan, Benarkah Ulah Makhluk Halus?

13 Juni 2023   01:22 Diperbarui: 15 Juni 2023   11:07 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sleep Paralysis atau yang lebih dikenal dengan istilah ketindihan merupakan kondisi ketika tubuh seakan-akan mengalami kelumpuhan sementara saat tertidur atau sesaat setelah bangun. Ketindihan membuat seseorang sadar akan keadaan sekitar, namun kesulitan untuk bergerak, bernapas, dan bersuara. Kondisi tersebut dapat berlangsung selama beberapa detik hingga hitungan menit. 

Saat mengalami ketindihan, pada umumnya seseorang akan berhalusinasi melihat sosok hitam, mendengar suara-suara dari samping atau atas kepala, bahkan merasakan sentuhan-sentuhan pada tubuh. Oleh karena itu, fenomena ketindihan ini sering kali dikaitkan dengan keberadaan makhluk halus, khususnya oleh masyarakat Indonesia. Jadi, benarkah ketindihan itu ulah makhluk halus?

Sebenarnya, ketindihan bukanlah ulah makhluk halus dan tidak ada kaitannya dengan hal-hal mistis. Fenomena ketindihan ini dapat dijelaskan secara medis. 

Saat seseorang tidur, terdapat empat fase yang harus dilalui. Fase pertama adalah Tahap 1 Non-Rapid Eye Movement (NREM), fase ketika seseorang masih setengah sadar dan setengah tertidur, atau yang biasanya disebut ‘Tidur Ayam’. Fase kedua adalah Tahap 2 NREM, fase ketika seseorang mulai kehilangan kesadaran akan lingkungan sekitar dan memasuki tahap tidur pulas. Fase ketiga adalah Tahap 3 NREM. Pada tahap 3 NREM, seseorang sudah tertidur pulas dan sulit dibangunkan. Fase keempat adalah Rapid Eye Movement atau REM, yakni ketika seseorang mengalami mimpi dalam tidurnya. 

Selamat proses REM ini, otot-otot didalam tubuh akan diistirahatkan agar tidak bergerak-gerak mengikuti mimpi. Ketika seseorang terbangun sebelum fase REM selesai, maka ia akan berada dalam keadaan setengah terjaga dan setengah bermimpi. Hal tersebut menyebabkan tubuh seperti mengalami kelumpuhan sementara. Ketindihan jenis ini disebut Hypnopompic Sleep Paralysis.

Ketindihan tidak hanya dapat terjadi ketika seseorang terbangun pada fase REM. Ada juga ketindihan yang terjadi saat tubuh baru akan memasuki tahap NREM, saat otot-otot sedang mengalami relaksasi sehingga terdapat sensasi kesulitan bergerak. Ketindihan jenis ini disebut Hypnagogic Sleep Paralysis.

Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami ketindihan, diantaranya yaitu:

1. Salah posisi tidur. Sebagian besar orang mengalami ketindihan ketika tidur dengan posisi telentang.

2. Jadwal tidur yang tidak teratur.

3. Kurang tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun