Nadeo Argawinata harus menerima kenyataan pahit. Baru kembali seusai membela Timnas Indonesia, ia mendapat "hadiah" sebuah kartu merah.
Dalam partai PSS Sleman vs Borneo FC, Nadeo kembali mengawal gawang Pesut Etam di kompetisi Liga 1 pekan keempat. Namun, penampilan perdana Nadeo dua hari setelah partai Timnas Indonesia melawan Australia itu meninggalkan kepedihan.
Baca juga:Â Harry Souttar, Raksasa Australia yang Sulit Dijaga
Pertandingan baru memasuki menit kesembilan ketika para pemain PSS Sleman melakukan serangan melalui umpan panjang dari lini belakang. Nadeo yang mengetahui bahaya yang mengancam gawangnya keluar sarang untuk menyongsong bola yang hampir masuk ke kotak penalti.
Nahas baginya, upayanya menghalau bola lambung dengan tangannya berbuah petaka. Posisi Nadeo telah berada di luar kotak penalti ketika tangannya menyentuh bola.
Semula, Nadeo dan para pemain Borneo FC tidak terlalu cemas menanggapi kejadian ini lantaran wasit hanya mengeluarkan kartu kuning bagi sang kiper. Namun, seusai mendapat masukan dari wasit VAR dan langsung mengamati tayangan ulang, wasit mengganti kartu kuning yang telah dikeluarkannya dengan sebuah kartu merah.
Kartu Merah Nadeo Argawinata Tak Menyurutkan Borneo FC
Hukuman kartu merah mengharuskan kiper Timnas Indonesia itu mandi lebih cepat. Posisinya di bawah mistar digantikan oleh Angga Saputro yang masuk ke lapangan dengan mengorbankan bek kiri Leo Guntara yang harus menepi terlalu dini.
Kartu merah yang amat cepat datangnya seakan-akan bakal memuluskan PSS Sleman mempecundangi lawannya. Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan terbalik dengan bayangan itu.
Dengan sepuluh pemain tersisa, Borneo justru lebih dominan menguasai lapangan dan melakukan penyerangan. Beberapa kali serangan mereka amat membahayakan gawang PSS yang dijaga Alan Bernardon.
Tercatat nama-nama Berguinho, Lilipaly, dan Kei Hirose sempat mengancam gawang Sleman. Upaya Pesut Etam membuahkan hasil di menit ke-24.
Baca juga:Â Jay Idzes Meyakinkan Rakyat Indonesia Sejak Partai Pertama
Saat itu, Berguinho mengirim umpan terobosan kepada Mariano Peralta yang menusuk dari sisi kanan pertahanan Sleman. Tak berlama-lama dengan bola, pemain asal Argentina itu menyodorkan si kulit bundar ke dalam kotak penalti dan Leo Gaucho menyambutnya dengan sontekan manis hingga bola meluncur ke dalam gawang.
Usai gol itu, Borneo FC masih melakukan sejumlah serangan ke pertahanan PSS Sleman. Sebagian serangan Pesut Etam yang menghadirkan bahaya bagi PSS Sleman berawal dari permainan cantik Berguinho di lapangan tengah.
PSS Sleman bukannya tinggal diam. Klub yang untuk sementara berkandang di Stadion Manahan Solo itu sempat memberikan ancaman melalui Nicolao Cardozo dan Cleberson Martins de Souza.
Hokky Caraka Tiba, Gol Super Elja Tercipta
Memasuki babak kedua, Wagner Lopes berencana meningkatkan serangan PSS Sleman. Pelatih berkewarganegaraan Jepang itu memasukkan Hokky Caraka dan Chang-jin Moon.
Masuknya kedua pemain bertipe menyerang ini langsung berdampak signifikan. Kehadiran keduanya mampu meningkatkan serangan Super Elja.
Puncaknya terjadi pada menit ke-74. Saat itu Hokky menerima bola di dekat kotak penalti Borneo FC tanpa mendapat kawalan yang berarti.
Baca juga:Â Keluhan Roberto Mancini Bisa Menimpa Timnas Indonesia
Sejenak menguasai bola, Hokky langsung menendangnya dengan keras ke gawang Borneo. Bola masih bisa ditepis oleh kiper Angga Saputro, tetapi bola memantul mengenai Christophe Nduwarugira. Sungguh apes, bola yang memantul dari badan pemain Timnas Burundi itu meluncur masuk ke gawang yang melompong.
Skor pun berubah menjadi 1-1 dan bertahan hingga peluit panjang dibunyikan. Hasil seri ini menghadirkan satu poin pertama bagi PSS Sleman, meskipun belum mampu menghilangkan nilai minus di klasemen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H