Saya termasuk golongan penulis yang mengakrabi kopi. Tidak sampai maniak memang, tetapi nyaris tiada hari bergulir tanpa lidah ini menyesap kopi.
Namun, usai menyaksikan maraknya "parade" penyakit gula menjangkiti orang-orang dalam banyak berita yang diwartakan pelbagai media, hati ini keder juga dibuatnya. Bahkan, sekarang penyakit ini tak lagi memandang usia. Terkabar, sederet remaja dan anak-anak turut menjadi korbannya.
Memang tak boleh lagi menganggap sepi penyakit yang satu ini.
Berpahit-pahit Dahulu, (Semoga) Hidup Lebih Tenang Kemudian
Selain upaya-upaya seperti menambah konsumsi sayur dan buah serta meningkatkan frekuensi gerakan fisik semacam olahraga, meninggalkan gula dalam adukan kopi menjadi pilihan praktis yang bisa langsung diterapkan. Kini, hari-hari saya ditemani kopi yang pahit rasanya.
Tak cukup kopi pahit sebagai teman menulis saya jadikan tradisi baru. Upaya mengurangi gula melebar ke aktivitas lainnya.
Saat menjalani ritual menghirup udara pagi, tak lagi terhidang minuman bergula di atas meja kecil yang berada di teras mungil rumah kami. Ternyata, di sela-sela terpaan angin yang menyejukkan badan, tegukan teh tawar hangat tetap terasa nikmat.
Akan tetapi, sayang sekali, mendoan atau pisang berselimut minyak masih acap menggoda saraf pengecap. Padahal di meja kecil itu sudah tersaji rebusan pisang dan ubi.
Yah, memang tidak sempurna. Namun, setidaknya upaya mengurangi bahan-bahan pemicu penyakit sudah ada.
Memang, menyeruput kopi pahit atau teh tawar tak sesedap menikmati minuman-minuman yang bertabur gula. Namun, rasa kopi tanpa gula tidak terlalu pahit juga sebenarnya. Sebab, tentu saja, banyak kepahitan lain yang akan mengecilkan rasa pahit yang menyertai cairan kopi.Â
Percayalah, rasa pahit kopi tak akan terlalu mengusik ketenangan hidup kita. Kecuali, hidup kita memang teramat manis tanpa sedikit pun aroma getir di dalamnya.
Ketika badan terhindar dari penyakit, pikiran bakal lebih tenang menjalani aktivitas sehari-hari. Bukankah jiwa yang tenang akan berbalik lagi mendorong kondisi raga yang lebih sehat? Barangkali hidup yang lebih manis bisa diawali dengan sajian teh tawar dan kopi pahit.