Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jens Raven dan Arkhan Kaka Bahagia, Timnas Kian Menyala

24 Juli 2024   16:30 Diperbarui: 28 Juli 2024   12:46 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, Arkhan Kaka bisa tersenyum lebar usai menyusul Jens Raven membuka keran gol di Asean U-19 Boys Championship. Selain gol-gol itu, ada hal lain yang mestinya bikin kedua striker Timnas U-19 itu makin menyala.

Siapa yang berani memungkiri bahwa mencetak gol adalah sebuah kepuasan tertinggi yang bisa merasuki seorang penyerang dalam sebuah tim sepak bola? Bagaikan seblak yang tak dibumbui cabai rawit,  penyerang tengah bakal merasa dirinya hambar sebelum menceploskan bola ke gawang lawan.

Dua penyerang yang diandalkan Indra Sjafri telah mendapatkan "kesempurnaan" sebagai striker.  Usai mencetak gol, mereka tentu merasa amat lega.

Jens Raven mengukir gol perdana bagi Timnas Indonesia dalam partai melawan Filipina. Kemudian, ia menambah koleksi golnya menjadi tiga kala menghadapi Timor Leste.

Sementara itu, Arkhan Kaka agak tertinggal oleh rekan barunya. Penyerang Persis Solo itu baru mampu membongkar kebuntuannya dengan mengoyak gawang Timor Leste di partai terakhir Grup A, buah "kebaikan" Raven.

Di luar gol-gol yang melegakan itu, ada hal lain yang juga patut disyukuri dan dirayakan. Suatu hal yang bikin striker mana pun makin bersemangat memasuki lapangan.

Cara Elegan Menyambut Gol Jens Raven dan Arkhan Kaka

Kita menyaksikan pemandangan tak biasa sesaat setelah Jens Raven mencetak gol pertamanya di turnamen Asean U-19 Boys Championship 2024. Hal serupa terjadi juga seusai Arkhan Kaka melesakkan gol perdana di kejuaraan yang sama.

Para pemain Timnas U-19 Indonesia, baik yang sedang bertarung di tengah lapangan maupun yang berada di bangku cadangan, segera bergegas menyongsong gol-gol itu dengan suka cita. Eh, tapi, bukankah kejadian semacam itu lumrah belaka?

Baca juga: Antara Marwah Piala Presiden dan Jam Terbang Pemain

Memang betul, pemandangan yang memperlihatkan para pemain sepak bola merayakan gol adalah sesuatu yang jamak. Semua gol Timnas U-19 dirayakan dengan gembira oleh para pemain dan semua anggota tim.

Namun, saya melihat antusiame menyongsong gol-gol Raven dan Kaka terlihat berbeda dari biasanya. Sambutan terhadap gol perdana kedua penyerang andalan Timnas U-19 itu tampak lebih "menyala" ketimbang perayaan gol-gol lainnya.

Itu saja?

Kerja Sama Tim sebagai Faktor Pembeda

Arsene Wenger meyakini pentingnya kerja sama dalam sebuah tim sepak bola. Ungkapan mantan "pelatih abadi" Arsenal tentang hubungan antarpemain saya nukil dari quotevill.com.

"I believe in work, in connections between the players, I think what makes football great is that it is a team sport. You can win in different ways, by being more of a team, or by having better individual players. It is the team ethic that interests me, always."

Entah ada instruksi dari tim pelatih entah tidak, rekan-rekan setim Raven dan Kaka telah memberikan kehangatan yang memang dibutuhkan. Pelukan dan ujaran penyemangat menyongsong lahirnya gol-gol pertama seorang striker bakal berdampak besar.

Cara menyemangati pencetak gol ala Timnas U-19 bisa jadi merupakan satu contoh wujud team ethic seperti yang diinginkan Wenger. Wujud-wujud lain kerja sama tim amat dibutuhkan para penggawa Garuda Muda untuk menggapai impian meraih gelar juara.

Jens Raven telah menunjukkan magis gol perdananya. Dua gol berikutnya lahir tak lama setelah kehadiran yang pertama.

Arkhan Kaka pun sudah sekali mencatatkan namanya di papan skor. Semoga gol-golnya mengalir di partai-partai selanjutnya.

Akankah Raven dan Kaka menjelma sebagai duet penyerang yang menciutkan nyali para pemain bertahan tim lawan?

Penyerang mencetak gol adalah hal penting dalam sepak bola. Namun, lebih dari itu semua, capaian tim tentu lebih utama. Hal yang selaras dengan pernyataan Tom Coughlin di skipprichard.com.

"Championships are won by teams who love one another, who enjoy and respect one another and play for and support one another."

Rasanya, Timnas U-19 telah mulai menjalankan petuah Coughlin, mantan pelatih yang menurut pro-football-history.com telah 28 tahun menangani pelbagai klub American football di National Football League (NFL). Meskipun berkiprah di "kolam" yang berbeda, semangat tim yang digaungkan Coughlin bakal berbuah serupa.

Dony Tri Pamungkas dan kawan-kawan terlihat saling mencintai, menghormati, dan mendukung satu dengan yang lain. Kini, kita nantikan kelanjutan kerja sama manis bukan hanya Jens Raven dan Arkhan Kaka, melainkan seluruh penggawa Timnas U-19 untuk kejayaan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun