Kita patut bergembira menyambut Liga 1 mendatang sebagai liga paling merata sebaran pesertanya. Semoga sarana penunjangnya ikut tersebar juga.
Babak kompetisi Liga 1 musim 2023-2024 usai, dan segera berlanjut ke fase championship. Nama-nama delapan belas klub sudah terpampang dalam daftar peserta Liga 1 musim 2024-2025.
Nah, daftar peserta itu tersebar di hampir seluruh penjuru tanah air. Kali ini, kita melihat peta kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia yang paling merata dalam kurun sepuluh tahun terakhir.
Lihatlah, semua pulau besar terwakili. Klub-klub yang promosi dari Liga 2 berasal dari pulau-pulau "kosong" tanpa wakil pada musim sebelumnya.
Sumatra dan Papua, dua di antara pulau-pulau terbesar di Indonesia, dua musim absen. Kini, mereka kembali mengirimkan duta. Semen Padang dan PSBS Biak melangkah sebagai wakil pulau-pulau terbesar di sisi barat dan timur negara kita.
Dan, satu lagi hal istimewa bakal mengiringi kompetisi musim depan. Dari kawasan Maluku dan sekitarnya juga muncul "anak baru" bernama Malut United yang bakal nimbrung di Liga 1.
Ketiga klub itu menggantikan tiga peserta yang harus legawa turun kelas ke Liga 2. Ini keistimewaan lainnya, ketiga klub degradasi berasal dari Pulau Jawa.
Pulau Jawa yang "kecil" itu memang masih terlihat padat. Namun, tersingkirnya tiga klub yang berkandang di sana telah sedikit mengurangi tingkat kepadatannya.
Inilah Liga Paling Merata dalam Satu Dasawarsa
Benarkah proses promosi-degradasi bikin Liga 1 musim depan lebih merata?
Setidaknya, sepanjang satu dasawarsa terakhir, sebaran peserta Liga 1 paling luas.
Berdasarkan pulau atau kepulauan tempat markas utamanya, peserta Liga 1 musim 2024-2025 tersebar di tujuh lokasi. Sebaran ini menjadi yang terbanyak, bahkan ketika dibandingkan dengan musim 2014.
Dibandingkan musim-musim lainnya dengan 18 peserta, memang terjadi anomali di musim 2014 dan 2015.
Pada musim 2014 kompetisi dipecah dalam dua wilayah, yakni Wilayah Barat dan Wilayah Timur. Di masing-masing wilayah bercokol 11 klub.
Sementara itu, di musim 2015 kompetisi hanya diikuti 16 peserta. Kala itu, Arema Cronus dan Persebaya batal ikut lantaran terganjal urusan legalitas yang tak tuntas.
Apakah sebaran peserta yang meluas bakal menaikkan kualitas?
Terbentur Masalah Infrastruktur
Menjawab pertanyaan itu tentu sangat sulit, dan jelas tak segampang mengunyah kerupuk kulit.
Banyak faktor yang bakal memengaruhi jalannya kompetisi. Satu di antara sekian urusan yang menyertai kompetisi adalah sarana penunjangnya.
Kita bicara mengenai stadion misalnya. Tentu saja stadion merupakan salah satu sarana utama dan vital bagi sebuah klub sepak bola.
Merujuk okezone, terdapat 14 stadion berstandar FIFA di negara kita. Sembilan di antaranya berada di pulau Jawa. Kawasan lainnya hanya "kebagian" sisanya, yakni dua di Sumatra, dua di Kalimantan, dan satu di Bali.
Di luar itu, ada juga stadion-stadion yang belum sepenuhnya memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh badan tertinggi sepak bola dunia itu.
Kita tentu masih mengingat tragedi memilukan yang terjadi di Kanjuruhan. Buntut tragedi sepak bola yang tercatat sebagai salah satu bencana pemakan korban jiwa terbanyak di dunia itu, pemerintah menyeleksi ratusan stadion untuk direnovasi.
Merujuk pada kompas.id, dari sekian ratus, terpilih 22 stadion yang (akan) direnovasi agar makin layak digunakan dalam gelaran kompetisi.
Serupa dengan gambaran infrastruktur sebelumnya. Sebagian besar stadion masih ngumpul di Jawa.
Apakah hal ini mengindikasikan stadion-stadion di luar Jawa lebih baik kualitas dan kondisinya? Entahlah.
Nah, melihat "madu" yang tumpah di tanah Jawa, tentu saja semut-semut berebut nyari makan di sana. Tentunya, keberadaan sarana yang mumpuni bisa menjadi daya tarik tersendiri.
Barangkali, gambar-gambar yang tersaji di sini tidak sepenuhnya mewakili kondisi lapangan yang sebenarnya. Namun, secara umum, ketersediaan sarana untuk maen bola memang masih seperti itu.
Oleh karena itu, saya cuma berharap agar sebaran peta Liga 1 bisa mampu mengembuskan angin segar. Setidaknya para peserta tidak harus susah-susah mencari lapangan kosong untuk menggelar pertandingan kandang.
Saya masih ingat, dua anggota baru Liga 1 menjalani sebagian kompetisi Liga 2 di kandang orang. Tentunya, publik Biak dan Maluku Utara berharap dapat menyaksikan secara langsung kiprah PSBS Biak dan Malut United di kampung halaman mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H