Di luar itu, ada juga stadion-stadion yang belum sepenuhnya memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh badan tertinggi sepak bola dunia itu.
Kita tentu masih mengingat tragedi memilukan yang terjadi di Kanjuruhan. Buntut tragedi sepak bola yang tercatat sebagai salah satu bencana pemakan korban jiwa terbanyak di dunia itu, pemerintah menyeleksi ratusan stadion untuk direnovasi.
Merujuk pada kompas.id, dari sekian ratus, terpilih 22 stadion yang (akan) direnovasi agar makin layak digunakan dalam gelaran kompetisi.
Serupa dengan gambaran infrastruktur sebelumnya. Sebagian besar stadion masih ngumpul di Jawa.
Apakah hal ini mengindikasikan stadion-stadion di luar Jawa lebih baik kualitas dan kondisinya? Entahlah.
Nah, melihat "madu" yang tumpah di tanah Jawa, tentu saja semut-semut berebut nyari makan di sana. Tentunya, keberadaan sarana yang mumpuni bisa menjadi daya tarik tersendiri.
Barangkali, gambar-gambar yang tersaji di sini tidak sepenuhnya mewakili kondisi lapangan yang sebenarnya. Namun, secara umum, ketersediaan sarana untuk maen bola memang masih seperti itu.
Oleh karena itu, saya cuma berharap agar sebaran peta Liga 1 bisa mampu mengembuskan angin segar. Setidaknya para peserta tidak harus susah-susah mencari lapangan kosong untuk menggelar pertandingan kandang.
Saya masih ingat, dua anggota baru Liga 1 menjalani sebagian kompetisi Liga 2 di kandang orang. Tentunya, publik Biak dan Maluku Utara berharap dapat menyaksikan secara langsung kiprah PSBS Biak dan Malut United di kampung halaman mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H