Yuk, selingi keseriusan hidup Anda dengan mengikuti petualangan Kancil Milenial yang kali ini gagal menyebar hoaks nakal.
Beberapa kali sang pewawancara menyunggingkan senyumnya. Senyum sarat kemenangan. Â Setelah puas memandangi raut cemas persis di hadapannya, lelaki berpenampilan rapi itu kembali melanjutkan wawancara dengan cecaran berikutnya.
"Nah, sekarang, tolong sebutkan kelebihan yang Anda miliki."
"Baiklah, Pak," dengan segenap keyakinan, Arhan mulai melontarkan jawaban, "Saya punya suatu kelebihan yang selama ini sangat membantu saya menyelesaikan tugas-tugas yang harus saya emban."
Anak muda itu berhenti sejenak, menghela napas, lalu melanjutkan ucapannya, "Saya mampu memengaruhi orang-orang di sekitar saya untuk mengerjakan tugas-tugas saya."
Kali ini giliran sang pewawancara tergemap. Kayaknya, anak muda ini sedang menebar ancaman, begitu pikir sang pria. Pertanyaan jebakan yang diajukannya bisa berbalik menjadi bumerang.
Namun, tak lama kemudian, ia kembali menampakkan wajah yang cerah. Rupanya ia sudah menemukan cara jitu untuk menyingkirkan potensi bahaya yang ditebar si anak muda.
"Inilah saat yang tepat untuk menggunakan wewenang yang aku punya. Aku tahu apa yang harus kulakukan," pewawancara itu bergumam lirih.
Sungguh miris, cerita ini berakhir tragis dan bikin hati Arhan menangis. Pekerjaan yang sekian lama menghiasi mimpi-mimpinya, hilang entah ke mana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H