Para pekerja yang biasa ngemil keripik sachet-an, mungkin akan terkejut dengan adanya kebijakan ini. Sensasi mengonsumsi camilan kemriyuk bisa jadi akan tinggal kenangan.
Diawali dengan merobek bungkus keripik yang kemresek, kadang-kadang harus dilakukan dengan pelan-pelan agar tak 'mengagetkan' teman-teman yang berada di sebelahnya.Â
Lalu jari-jari yang berbalur tinta atau arang pensil tanpa ragu mencomot seonggok keripik kentang berlumur micin yang terasa licin. Dan kenikmatan puncak tiba saat geraham-geraham atas dan bawah melindas keripik yang tergencet di tengah-tengah. Bunyi 'kriuk-kriuk' itu terdengar di telinga hingga merasuk ke hati. Walah, lebay!
Tak jarang muncul pula sensasi tambahan: berebut sebungkus makanan kecil dengan teman-teman. Aduhai, romantisnya dunia kerja.
Namun di balik 'keprihatinan' itu, karyawan bisa memetik manfaat yang besar. Jika kantor menyediakan buah-buahan yang bergizi, bisa jadi hal ini akan menjadi sarana penunjang kesehatan yang cukup berarti. Bukankah tabiat terbentuk dari kebiasaan?
Mengonsumsi makanan sehat semacam buah-buahan yang dilakukan secara rutin bisa menjadi awal yang baik. Setelah terbiasa di kantor, bisa dilanjutkan di rumah. Siapa tahu orang-orang di rumah tergerak untuk mengikuti rutinitas baru yang lebih menyehatkan.
Itulah 3 di antara sekian banyak aturan new normal yang bisa berpengaruh besar bagi warga kantor. Perkara bikin susah atau senang, tentu kembali kepada masing-masing karyawan. Namun yang jelas, semua kebijakan itu dirancang untuk menghindarkan diri dan orang-orang di sekitar dari bencana yang lebih besar.
Referensi:Â kompas.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H