Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Membuat Judul Artikel yang Menarik: Boleh Bombastis, Asal...

15 Mei 2020   13:00 Diperbarui: 10 Januari 2024   10:21 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kompasiana.com

Membuat judul artikel yang menarik membutuhkan kecakapan tersendiri. Boleh saja menuliskan judul bombastis atau sensasional, tapi ingat satu hal, jangan ngasal.

"Tidak perlu cari sensasi kecuali kontennya benar-benar sensasional"

Itulah kuncinya.

Namun, mengapa harus bombastis?

Kata "bombastis" menanjak popularitasnya seiring merambahnya media daring dalam kehidupan kita. Salah satu penopang popularitas media daring adalah banyak atau sedikitnya jumlah orang yang meng-click konten-kontennya. Maka, demi mengejar jumlah click, tak sedikit media mencari cara untuk mendorong jemari orang-orang mengarahkan kursor pada judul-judul konten mereka.

Dari situlah istilah bombastis melesat ketenarannya. Ia sering dikaitkan dengan judul-judul tulisan yang bikin mulut-mulut pembaca bergumam "wow!". Gumaman itulah yang kemudian menuntun tangan-tangan penggumamnya tak sabar mengarahkan penunjuk tetikus atau jempolnya sendiri meraba dan meng-click judul yang "mendebarkan" itu.

Berhasil! Catatan jumlah kunjungan segera bertambah. Semakin banyak orang berteriak "wow!" dan terdongkrak gairahnya oleh sebuah judul, makin kencang pula kenaikan grafik jumlah "pembaca" konten-konten yang dipajang.

Apa Itu Bombastis?

KBBI memunculkan beberapa arti kata "bombastis". Saya mencatat setidaknya terdapat empat makna yang tertulis dalam KBBI, yakni "banyak berjanji, tetapi tidak akan berbuat banyak"; "banyak menggunakan kata dan ucapan yang indah-indah serta muluk-muluk, tetapi tidak ada artinya"; "bersifat omong kosong"; dan "bermulut besar".

Rasanya tak ada kesan positif sedikit pun dari beberapa makna kata "bombastis" yang dilansir oleh KBBI. Sebaliknya, kesan negatif begitu kental menyertai kata ini. Semua mengarah kepada satu pengertian, yakni dusta. Melihat arah makna kata "bombastis", semestinya kita berusaha menjauhinya.

Namun, meninggalkan sesuatu yang menyenangkan sangat tidak mudah. Kondisi bombastis memang bisa mendatangkan kesenangan, misalnya jumlah kunjungan yang mengalir membanjiri tulisan-tulisan kita. Lalu dampak ikutannya segera mengekor di belakangnya. Sanjungan, ketenaran, dan mungkin juga datangnya rupiah ke rekening penampungan yang telah kita sediakan.

Kriteria Judul Artikel yang Menarik

Blogshop Kompasiana "A to Z Kompasiana, Menentukan Judul dan Lead Artikel yang Kece Buat Artikel Kamu" yang ditayangkan pada Kamis 14 Mei 2020 kemarin merupakan sebuah suguhan Kompasiana yang sangat menarik dan bermanfaat. Dalam acara tersebut, dipaparkan beberapa tips memberi judul artikel yang menarik dan menentukan lead nan apik bagi sebuah tulisan, khususnya tulisan-tulisan untuk ditayangkan dalam sebuah blog.

Sebuah keuntungan bagi para narablog alias blogger, tulisan-tulisan dalam blog tidak terlalu terikat oleh kaidah-kaidah penulisan seperti halnya jurnalisme media arus utama. Tak terkecuali dalam urusan pembuatan judul tulisan. Misalnya saja dalam penggunaan tata bahasa Indonesia. Meskipun diharapkan tetap mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, tetapi aturan penulisan artikel dalam blog tidak se-kaku media arus utama.

Alia Deviani, Lative Ads Asst. Manager, yang menjadi salah seorang narasumber dalam Blogshop ini, menjabarkan juga beberapa kriteria judul artikel yang bisa menarik perhatian pembaca. Menurut Mbak Alia, ada lima parameter judul artikel yang menarik, yakni bikin penasaran, ada angka, puitis, bombastis, dan kontras.

Nah lo, ada satu hal mengejutkan dalam paparan ini. Satu di antara lima kriteria judul menarik yang disampaikan Mbak Alia adalah "bombastis". Memang gak bahaya ta, menulis judul artikel bombastis?

Boleh Bikin Judul Artikel Bombastis, Asal ...

Sebenarnya Mbak Alia tidak menyarankan pembuatan judul bombastis semacam itu. Namun ia juga mengatakan bahwa penggunaan judul yang bombastis tidak akan menjadi masalah sepanjang materi tulisan memang benar-benar se-bombastis judulnya. Jadi, jika seorang penulis membuat sebuah judul yang bombastis, ia berkewajiban menguraikan ke-bombastis-an judul itu dalam konten yang ditulisnya.

Sebaliknya, jika tidak terdapat hal atau kejadian yang bombastis alias sensasional yang pantas diungkapkan dalam sebuah artikel, sebaiknya tidak usah menjuduli artikel yang ditulisnya dengan judul-judul yang beraroma sensasional. "Tidak perlu cari sensasi kecuali kontennya benar-benar sensasional", demikian salah satu materi yang disampaikan Mbak Alia.

Bila kita kembali kepada KBBI, bisa jadi telah terjadi pergeseran makna kata "bombastis" dalam masyarakat, terutama dalam dunia media daring. Sepertinya kini ada dua macam makna yang tersirat dari kata "bombastis" dalam kaitannya dengan pembuatan judul tulisan.

Pertama, judul tulisan berbau bombastis yang masih bisa diterima sepanjang terdapat penjelasan yang mendukung judul tersebut dalam isi artikel. Kedua, judul artikel yang bombastis menjadi hal yang tidak diinginkan ketika ia hanya dijadikan sebagai sarana untuk menggelitiki pembaca agar mengunjungi tulisannya tanpa disertai isi tulisan yang sesuai dengan judulnya.

Menilik longgarnya kaidah dalam penulisan blog, barangkali penulisan judul artikel hanya akan berimplikasi pada reaksi pembaca terhadap tulisan-tulisan yang dihasilkan seorang penulis, termasuk blog yang diikutinya.

Ketika mendapati judul-judul yang bombastis, pembaca akan menilai apakah sang penulis bisa membuktikan ke-bombastis-an judul yang dikemasnya dalam paparan isi tulisan yang dihasilkannya.

Memang benar, merancang judul artikel yang bagus tidak semudah mengejar kura-kura yang terlalu banyak melahap sayuran. Namun, sebaliknya, membuat judul artikel yang menarik tak sesulit menghindar dari kejaran cheetah yang kelaparan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun