Sebuah keuntungan bagi para narablog alias blogger, tulisan-tulisan dalam blog tidak terlalu terikat oleh kaidah-kaidah penulisan seperti halnya jurnalisme media arus utama. Tak terkecuali dalam urusan pembuatan judul tulisan. Misalnya saja dalam penggunaan tata bahasa Indonesia. Meskipun diharapkan tetap mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, tetapi aturan penulisan artikel dalam blog tidak se-kaku media arus utama.
Alia Deviani, Lative Ads Asst. Manager, yang menjadi salah seorang narasumber dalam Blogshop ini, menjabarkan juga beberapa kriteria judul artikel yang bisa menarik perhatian pembaca. Menurut Mbak Alia, ada lima parameter judul artikel yang menarik, yakni bikin penasaran, ada angka, puitis, bombastis, dan kontras.
Nah lo, ada satu hal mengejutkan dalam paparan ini. Satu di antara lima kriteria judul menarik yang disampaikan Mbak Alia adalah "bombastis". Memang gak bahaya ta, menulis judul artikel bombastis?
Boleh Bikin Judul Artikel Bombastis, Asal ...
Sebenarnya Mbak Alia tidak menyarankan pembuatan judul bombastis semacam itu. Namun ia juga mengatakan bahwa penggunaan judul yang bombastis tidak akan menjadi masalah sepanjang materi tulisan memang benar-benar se-bombastis judulnya. Jadi, jika seorang penulis membuat sebuah judul yang bombastis, ia berkewajiban menguraikan ke-bombastis-an judul itu dalam konten yang ditulisnya.
Sebaliknya, jika tidak terdapat hal atau kejadian yang bombastis alias sensasional yang pantas diungkapkan dalam sebuah artikel, sebaiknya tidak usah menjuduli artikel yang ditulisnya dengan judul-judul yang beraroma sensasional. "Tidak perlu cari sensasi kecuali kontennya benar-benar sensasional", demikian salah satu materi yang disampaikan Mbak Alia.
Bila kita kembali kepada KBBI, bisa jadi telah terjadi pergeseran makna kata "bombastis" dalam masyarakat, terutama dalam dunia media daring. Sepertinya kini ada dua macam makna yang tersirat dari kata "bombastis" dalam kaitannya dengan pembuatan judul tulisan.
Pertama, judul tulisan berbau bombastis yang masih bisa diterima sepanjang terdapat penjelasan yang mendukung judul tersebut dalam isi artikel. Kedua, judul artikel yang bombastis menjadi hal yang tidak diinginkan ketika ia hanya dijadikan sebagai sarana untuk menggelitiki pembaca agar mengunjungi tulisannya tanpa disertai isi tulisan yang sesuai dengan judulnya.
Menilik longgarnya kaidah dalam penulisan blog, barangkali penulisan judul artikel hanya akan berimplikasi pada reaksi pembaca terhadap tulisan-tulisan yang dihasilkan seorang penulis, termasuk blog yang diikutinya.
Ketika mendapati judul-judul yang bombastis, pembaca akan menilai apakah sang penulis bisa membuktikan ke-bombastis-an judul yang dikemasnya dalam paparan isi tulisan yang dihasilkannya.
Memang benar, merancang judul artikel yang bagus tidak semudah mengejar kura-kura yang terlalu banyak melahap sayuran. Namun, sebaliknya, membuat judul artikel yang menarik tak sesulit menghindar dari kejaran cheetah yang kelaparan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H