Saya memiliki sebuah contoh untuk menggambarkan kondisi ini, yakni sebuah artikel yang saya tayangkan di Kompasiana berjudul "3 Cara yang Dapat Kamu Lakukan untuk Memunculkan Ragam Ide-ide Brilian".
Dalam tulisan ini, saya menyinergikan gagasan seorang penulis dalam buku yang saya baca dengan pengetahuan yang saya peroleh dalam beberapa pelatihan yang saya ikuti bertahun-tahun sebelumnya.
Artikel itu tercipta setelah saya terlecut oleh ungkapan seorang penulis dalam buku yang tengah saya baca pada saat itu.
Ungkapan itu mengingatkan saya akan beberapa materi pelatihan yang pernah saya ikuti bertahun-tahun sebelumnya, yang terkait dan sangat mendukung pernyataan si penulis buku.
Jadi, ketika itu saya memang sedang membaca sebuah buku karena saya tertarik dengan tema buku tersebut, bukan karena saya sedang dalam proses menulis artikel dengan tema serupa.
Setiap orang menulis dengan gaya dan cara yang berbeda-beda, termasuk dalam cara mendapatkan referensi yang diperlukan untuk mendukung tulisan yang digarapnya. Sangat mungkin Anda pun memiliki pendapat yang berbeda dengan uraian yang telah saya sampaikan.
Referensi:Â
- Mohammad Fauzil Adhim, "Inspiring Words for Writers", Pro-U Media, Yogyakarta.
- Hernowo, "Mengikat Makna", Penerbit Kaifa, Bandung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H