Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Hati-hati, Sering Meninggalkan Tulisan yang Tak Selesai Bisa Berdampak Buruk dalam Kehidupan

3 Mei 2020   16:36 Diperbarui: 8 Mei 2020   21:01 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lustrasi Menulis (Sumber: pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dengan kelarnya artikel ini, mudah-mudahan keyakinan makin terpacu. Dan pekerjaan-pekerjaan yang lain bisa tuntas satu per satu. Pokoknya, selesai nggak selesai harus tetap selesai!

Perlunya Spontanitas dan Rasa Kanak-Kanak
Nah, saya akan melanjutkan pembahasan dengan mengungkap lanjutan catatan Mas Puthut berkenaan dengan urusan ini. Menguraikan kalimat-kalimatnya yang telah saya sajikan di atas, ia mengibaratkan seorang penulis layaknya seorang seniman yang perlu menumbuhkan spontanitas bekerja dan memelihara sifat kanak-kanak pada dirinya.

Ada persamaan antara seorang seniman dengan anak-anak. Umumnya, dua golongan manusia ini tak gentar menyingkir dari aturan- aturan yang menghambat kreativitas. Bahkan berkecenderungan untuk melawannya. Harap tidak salah sangka, aturan yang saya maksudkan di sini tentu saja yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sesuai dengan predikat seniman atau anak-anak yang tengah disandangnya. Bukan aturan-aturan hukum negara, apalagi ketentuan-ketentuan dalam agama.

Seorang penulis juga semestinya tidak selalu terkungkung dengan "aturan-aturan". Sebagai Kompasianer misalnya, dorongan untuk menulis topik-topik pilihan adakalanya memunculkan masalah bagi saya. 

Ketika timbul keinginan untuk terlihat selalu "update", kadang-kadang saya memaksakan diri menulis tema-tema yang jauh dari kapasitas dalam diri saya. Sering pula saya tak memiliki bahan yang cukup untuk menulis topik aktual yang dimunculkan, tetapi memaksakan diri ikut berpartisipasi.

Ketika hal-hal itu terjadi, biasanya folder "konsep" saya akan menggelembung karena bertambah penghuni. Makin sering tergoda untuk menayangkan tulisan yang "hangat-hangat" meskipun jauh dari jangkauan kemampuan, semakin cepat folder itu terisi penuh, dan barangkali kini hampir meluap.

Namun pada sisi yang berbeda, banyak pula yang menyarankan untuk mencoba menulis topik-topik yang tidak biasa ditulis, atau tema-tema yang tidak berkaitan langsung dengan kapasitas yang tengah diemban oleh seorang penulis. Hal ini berguna untuk merangsang pengetahuan dan kemampuan baru dan juga bisa mengurangi kebosanan.

Ah, bingung lagi jadinya. Terlalu banyak teori malah semakin membingungkan. Bagaimana kalau sekarang tak usah terlalu berteori? Kalau mau menulis ya menulis saja. Perkara-perkara lain, biarlah ke belakang dulu.

Ya sudah, yang masih mau melanjutkan debat silakan saja. Yang jelas, saya telah menyelesaikan sebuah tulisan. Dan sekarang sudah saya tayangkan, bukan? Buktinya, Anda sedang membacanya. Saya mau mengikuti perintah sederhana Pak Guru di masa lalu, "Ayo anak-anak, waktu ulangan telah habis. Selesai nggak selesai, kumpulkan!"

Kini, folder "konsep" saya telah berkurang satu. Wah, saya jadi cukup terharu.

Referensi: Puthut EA, "Buku Catatan untuk Calon Penulis", Buku Tulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun