Memang sisi moral anak-anak tidak akan otomatis menjadi lebih baik dengan jam sekolah yang lebih panjang. Namun bila dipikir dengan logika, jam sekolah yang pendek akan mengurangi kesempatan anak-anak memperoleh bekal pendidikan.
Klarifikasi Kak Seto
Dalam kesempatan berikutnya, Kak Seto menyampaikan klarifikasi terkait kehebohan usulan sekolah tiga hari tersebut. Ia menyatakan telah terjadi kesalahpahaman atas wacana yang dilontarkannya. Menurutnya, sekolah tiga hari hanya satu bagian dari sistem sekolah secara keseluruhan.
Menurutnya, sistem pendidikan di negara kita terdiri dari sekolah formal dan non formal. Sekolah formal seperti yang umum kita kenal sekarang ini. Sedangkan pendidikan non formal bisa berupa kursus dan bimbel yang juga telah akrab dengan kehidupan kita.
Di antara sistem pendidikan non formal ada juga yang dinamakan homeschooling, yang meskipun telah cukup lama keberadaannya tetapi sepertinya belum banyak dikenal masyarakat. Sepertinya praktik homeschooling inilah yang dimaksudkan Kak Seto sebagai sekolah tiga hari.
Saya kira, wacana sekolah tiga hari yang dimaksudkan Kak Seto tak lepas dari pengalamannya menjalankan sistem pendidikan alternatif di luar sekolah formal. Sebuah sistem pendidikan yang kita kenal sebagai homeschooling.
Dalam sebuah bukunya yang berjudul "Home Schooling Keluarga Kak-Seto", pecinta anak-anak itu menjelaskan soal konsep homeschooling. Latar belakang dibentuknya sekolah jenis ini dipaparkan dalam pengantar buku yang dimaksudkan sebagai panduan praktis penyelenggaraan homeshooling itu.
"Homeschooling bukanlah lawan pendidikan di sekolah formal dan non formal (kursus-kursus). Homeschooling bukan sebuah cara untuk melarang anak untuk bersekolah di sekolah formal."
Sesuai penjelasannya di atas, homeschooling tidak dimaksudkan untuk menjadi lawan sekolah formal. Tidak juga ditujukan untuk menggantikan (dalam arti meniadakan) sekolah formal dan non formal lainnya.
Lebih lanjut, masih dalam buku yang sama, Kak Seto juga menyatakan bahwa sistem homeschooling dibangun untuk mendukung sekolah formal, di antaranya menerima anak-anak usia sekolah yang tidak dapat diterima di sekolah formal.
"Homeshooling, sebaliknya dari semua itu, ingin mendukung sekolah formal. Apa yang mungkin kurang di sekolah formal, diharapkan dapat ditambal oleh homeshooling. Anak-anak yang tidak dapat diterima di sekolah formal harus dapat memperoleh hak belajarnya di homeshooling."
Klarifikasi yang disampaikan Kak Seto terkait hiruk-pikuk wacana sekolah tiga hari, jika benar yang dimaksudkannya adalah homeschooling, tampaknya sejalan dengan kalimat yang dituliskannya dalam pengantar bukunya di atas.