Percuma saja seandainya anak-anak "nakal" itu berusaha menutupi muka mereka. Bagaimanapun, status nakal akan dikenali minimal oleh seluruh penghuni kelas. Stiker-stiker penanda "akhlak" senantiasa lekat menempel di dinding kelas berdampingan dengan nama-nama mereka.
Satu hal yang mengherankan Gun Woo, bagaimana mungkin Bu Guru bisa mendengar umpatannya di kamar mandi. Sedangkan antara Bu Guru dengannya jelas berbeda tempat buang hajat. Namun seperti biasa, tiada hak siswa untuk mengelak saat koleksi kartu kuningnya harus bertambah.
Mimpi yang Tak Pudar
Hebatnya Gun Woo, kekesalan hatinya tak mampu meruntuhkan mimpinya. Merasa memiliki kemampuan dalam bidang sains, ia pun mendaftar sebagai peserta kompetisi sains, meskipun pada awalnya tidak masuk pilihan Bu Guru. Dan ia tak peduli ketika seisi kelas mentertawakannya.
Sempat tidak mendapatkan restu ibunya, dalam wujud penolakan sang ibu membelikan science kits, akhirnya ia menuju kompetisi sains berbekal kotak sains yang dibelikan ayahnya. Gun Woo amat gembira walaupun hatinya sempat ciut karena merasa bersalah telah menghabiskan uang ayah.
Ia menebus pengorbanan sang ayah dengan mengelap sepatu ayahnya setiap hari, entah sampai berapa lama. Dan semua upayanya belum memberikan hasil yang diimpikannya. Ia belum mampu mengukir prestasi di ajang itu.
Namun setidaknya proses yang telah dilaluinya meninggalkan bekas positif bagi diri dan lingkungannya. Sebuah obeng sederhana telah membuat "harga diri"-nya membubung. Perseteruan dengan teman-temannya berbalik menjadi persahabatan.
Memasuki Titik Balik
Kekesalan Gun Woo kepada gurunya dilampiaskan dalam bentuk yang serupa dengan yang dilakukan Bu Guru. Meniru cara sang guru, ia membuat Kartu Guru Jahat.
Bedanya, ia tak berani menempelkan kartu-kartu bikinannya di dinding kelas, berdampingan dengan nama Bu Guru. Ia hanya mampu menyimpan kartu-kartu pelampiasan kemarahannya itu dengan menyelipkannya dalam buku catatan miliknya.
Suatu hari, Gun Woo mencuri stok kartu-kartu berwarna kuning dari dalam laci Bu Guru. Ia ingin menghentikan peredaran kartu-kartu itu dengan cara melenyapkannya.