Menyaksikan pemandangan ini, orang kedua yang ditemui Nasruddin geleng-geleng kepala. "Sungguh manusia tak punya perasaan!" begitu katanya. "Keledai sekecil ini ditunggangi dua orang." Maka Nasruddin pun turun dari punggung keledai dan menuntun binatang yang dinaiki anaknya itu.
Ini pun menimbulkan masalah. Orang berikutnya memandang sinis kepada keduanya. Ia bilang, anak Nasruddin tak tahu diuntung. Masak, dia enak-enakan naik keledai dan membiarkan bapaknya yang sudah tua tertatih-tatih berjalan kaki.
Atas kritikan orang itu, Nasruddin dan anaknya segera bertukar posisi. Nasruddin nangkring di punggung keledai dan sang anak menuntunnya di depan.
Suara nyinyir belum juga berakhir. Kali ini giliran Nasruddin yang dibilang tak tahu diri oleh orang yang berpapasan dengannya. "Masak ada orangtua tega membiarkan anaknya kecapekan berjalan kaki sedangkan dirinya berleha-leha di atas pelana?"
Biar tak bernasib seperti Nasruddin Hoja, sebaiknya kita siapkan mantel secukupnya.
7. Adakah aspal yang ramah anak?
Kondisi yang satu ini bisa menjadi bencana yang serius. Kita bisa melihat, tak sedikit orangtua bersepeda motor memboncengkan anaknya tanpa dilengkapi peralatan keselamatan yang memadai.
Tak jarang orangtua mengenakan helm pengaman, sedangkan anak dibiarkan bertelanjang kepala. Saya belum pernah mendengar ada jenis aspal yang ramah anak. Aspal yang keras ketika berbenturan dengan kepala orang dewasa dan berubah menjadi lunak saat yang menyentuhnya kepala anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H