Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Meriam Bambu

30 Mei 2019   23:44 Diperbarui: 31 Mei 2019   00:02 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebetulnya masih ada satu orang paman sepupunya, namun hubungan dirinya dengan sang paman beserta keluarganya tidak sekarib hubungan kekerabatan pada umumnya. Perangai Anto yang tertutup membuat mereka nyaris tidak pernah berkomunikasi bahkan ketika masih tinggal sedusun.

Rumah di dusun yang ditinggali Bardi bersama ibu dan bapaknya saat terakhir ia datang ke sana, sudah ditempati orang lain. Si penghuni rumah tidak tahu ke mana orang tua Bardi bersama Bardi dan anak-anaknya yang lain pergi. Tidak banyak lagi orang yang dikenalinya di dusun itu.

Sejak itu, ia tak lagi bisa menemui teman-teman bermainnya di masa kecil, termasuk Bardi. Perasaan Bardi yang selalu menjadi korban perundungan di masa kecilnya itu pun hingga kini tetap menjadi misteri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun