Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kebersamaan Mengisi Ramadan

20 Mei 2019   16:58 Diperbarui: 20 Mei 2019   17:17 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: tribunnews.com

Suara apakah yang paling dirindukan orang yang sedang berpuasa? Walah, sungguh kebangetan kalau tidak bisa menjawab pertanyaan ini.

Masing-masing orang mempunyai cara untuk menantikan kumandang azan Magrib yang senantiasa dirindukan setiap insan yang tengah berpuasa. Sebagian orang memanfaatkan kesempatan itu dengan cara ngabuburit ke tempat-tempat favorit. Sebagian lainnya menggeluti hobi mereka.

Saya pun gemar mencumbui mesra hobi saya sepanjang Ramadan ini, khususnya pada waktu-waktu menjelang azan Magrib berkumandang. Namun hal itu tidak bisa saya lakukan setiap hari. Sesekali saja bisa menyalurkan kegemaran menulis kala menantikan suara terindah di bulan Ramadan itu.

Lantas kegiatan apa yang saya lakukan dalam upaya membunuh rasa gelisah menanti saat-saat hati gembira kala menemui waktu berbuka puasa tiba?

Selain Hobi, Kegiatan Apa Lagi yang Bisa Dilakukan?

Sebagai orang tua yang memiliki anak yang masih membutuhkan perhatian besar, sebagian waktu harus saya alokasikan untuk membersamai anak. Bagian terbesar waktu-waktu luang pada hari-hari di bulan Ramadan tetap dalam aktivitas-aktivitas menjaga kebersamaan orang tua dengan anak.

Oleh karena itu, saya masih punya cukup alibi untuk tidak menghasilkan tulisan saban hari. Begitulah Saudara, alasan memang selalu tersedia ketika kita menginginkannya.

Anak bungsu yang berusia awal sekolah dasar, seperti juga dalam keluarga lain saya kira, paling banyak menyita waktu orang tua. Terutama saya selaku bapaknya. Maklum, keberadaan ibunya selepas siang hingga menjelang Magrib tiba, kini lebih banyak bergelut dengan panci dan kompor di dapur.

Kegiatan anak-anak pada usia demikian, apalagi kalau bukan bermain. Maka, sebagian besar masa sore hari saya, di luar hari kerja, kembali berperan sebagai anak-anak. Ya, saya harus menjadi teman si bungsu dengan berbagai macam permainan anak-anak yang disukainya.

Beberapa jenis permainan yang digemari anak saya di antaranya permainan gasing, sepak bola kertas dan berkreasi dengan kertas origami. Ada pula sebuah permainan yang baru mulai kami mainkan sejak beberapa waktu yang lalu, yakni permainan mencari harta karun. Sebentuk permainan yang membutuhkan imajinasi dan kreativitas sekaligus olah tubuh.

Berburu Harta Karun yang Menyenangkan

Sebuah permainan yang sederhana. Pertama, saya akan menyembunyikan harta karun pada suatu tempat di sekeliling rumah. Kemudian saya menggambar peta lokasi sekitar harta karun disembunyikan. Dalam gambar peta, saya menyertakan beberapa macam atribut, misalnya tanda panah dan gambar amplop.

gambar: dokumentasi pribadi
gambar: dokumentasi pribadi
Tanda panah akan memandu langkah mula yang harus ditempuh untuk mendapatkan petunjuk awal. Sementara gambar amplop menunjukkan posisi sebuah surat yang berisi petunjuk langkah apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan posisi petunjuk berikutnya. Demikian seterusnya berpindah-pindah dari satu petunjuk ke petunjuk selanjutnya hingga mendapatkan harta karun.

Jika semua perlengkapan telah tersedia, saya tinggal bersantai ria menyaksikan keceriaan si bungsu mencermati peta dan mengamati tanda-tanda hingga mendapatkan buruannya.

Anak saya cukup ketagihan akan permainan klasik yang kami modifikasi sendiri. Alhasil, kami tak perlu sering melongok jam dinding hingga tiba waktu berbuka.

Itulah beberapa aktivitas yang biasa mengisi kebersamaan kami. Dan aktivitas-aktivitas tersebut tetap menghiasi hari-hari kami dalam bulan Ramadan ini.

Sebenarnya ada beberapa kegiatan lain yang senantiasa kami lakukan bersama. Namun karena aktivitas itu cukup menguras tenaga, kami harus mengurangi porsinya selama bulan puasa.

Kegiatan rutin yang harus kami turunkan intensitasnya adalah bersepeda. Sebab kami menyadari adanya keterbatasan kemampuan raga. Juga permainan bulu tangkis yang biasa kami mainkan di samping taman kompleks perumahan. Karena permainan ini juga membutuhkan banyak stamina.

Jangan Lupa Menumbuhkan Kecintaan Literasi

Ada satu lagi kegiatan penting yang tak boleh dilupakan. Suatu aktivitas yang berguna untuk masa depan minat literasi anak-anak. Tradisi membacakan buku atau membaca buku bersama anak terus kami giatkan. Bulan-bulan biasa maupun bulan puasa sama saja.

Ibarat sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Kebersamaan yang kami bangun semoga semakin mendekatkan hubungan emosi anak dengan orang tua. Kami pun dapat menghindarkan diri dari kegiatan-kegiatan yang sia-sia. Tentu juga sembari mengalihkan perhatian otak dari gemuruh suara perut yang sesekali meronta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun