Sebuah permainan yang sederhana. Pertama, saya akan menyembunyikan harta karun pada suatu tempat di sekeliling rumah. Kemudian saya menggambar peta lokasi sekitar harta karun disembunyikan. Dalam gambar peta, saya menyertakan beberapa macam atribut, misalnya tanda panah dan gambar amplop.
Jika semua perlengkapan telah tersedia, saya tinggal bersantai ria menyaksikan keceriaan si bungsu mencermati peta dan mengamati tanda-tanda hingga mendapatkan buruannya.
Anak saya cukup ketagihan akan permainan klasik yang kami modifikasi sendiri. Alhasil, kami tak perlu sering melongok jam dinding hingga tiba waktu berbuka.
Itulah beberapa aktivitas yang biasa mengisi kebersamaan kami. Dan aktivitas-aktivitas tersebut tetap menghiasi hari-hari kami dalam bulan Ramadan ini.
Sebenarnya ada beberapa kegiatan lain yang senantiasa kami lakukan bersama. Namun karena aktivitas itu cukup menguras tenaga, kami harus mengurangi porsinya selama bulan puasa.
Kegiatan rutin yang harus kami turunkan intensitasnya adalah bersepeda. Sebab kami menyadari adanya keterbatasan kemampuan raga. Juga permainan bulu tangkis yang biasa kami mainkan di samping taman kompleks perumahan. Karena permainan ini juga membutuhkan banyak stamina.
Jangan Lupa Menumbuhkan Kecintaan Literasi
Ada satu lagi kegiatan penting yang tak boleh dilupakan. Suatu aktivitas yang berguna untuk masa depan minat literasi anak-anak. Tradisi membacakan buku atau membaca buku bersama anak terus kami giatkan. Bulan-bulan biasa maupun bulan puasa sama saja.
Ibarat sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Kebersamaan yang kami bangun semoga semakin mendekatkan hubungan emosi anak dengan orang tua. Kami pun dapat menghindarkan diri dari kegiatan-kegiatan yang sia-sia. Tentu juga sembari mengalihkan perhatian otak dari gemuruh suara perut yang sesekali meronta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H