Karena berbagai kesibukan, saya tak sempat memeriksa novel yang mencurigakan itu. Hingga pada suatu hari, beberapa minggu kemudian, saya menemukan kalimat-kalimat dalam novel Jepang itu yang cukup mendirikan bulu kuduk.
Ternyata novel itu berisi cerita pembunuhan atas sekian banyak orang. Terdapat beberapa kalimat yang menggambarkan cukup detil cara si pembunuh menghabisi nyawa para korbannya. Berikut ini salah satu cuplikan kalimat pada bagian akhir novel.
"... kepalanya ditikam tusuk besi yang seharusnya digunakan untuk memasak, baru kemudian terbakar oleh api."
Sungguh saya terkesiap.
Rasa penasaran membawa saya mencari referensi terkait buku dan penulisnya. Membaca beberapa ulasan mengenai novel ini, sepertinya karya ini cukup dinantikan oleh para penggemarnya. Bahkan novel ini juga dinominasikan sebagai salah satu karya fiksi terbaik dalam ajang penghargaan yang diadakan oleh sebuah perkumpulan penulis misteri di Jepang sana.
Sementara itu, sang penulis tercatat bergerak di bidang penulisan cerita misteri dan horor. Ia merupakan salah satu pendiri sebuah klub penulis misteri. Sebuah karya novelnya masuk sepuluh besar dalam Top 100 Japanese Mystery Novels of All Time.
Saya pun segera mengadakan "wawancara privat" dengan anak perempuan saya. Saya bilang kepadanya bahwa saya mencemaskan perkembangan jiwanya terkait dengan cerita novel dan kalimat-kalimat di dalamnya. Saya pun menunjukkan beberapa kalimat yang saya maksud.
Anak gadis itu tetap pada pendiriannya. Ia bersikukuh bahwa novel semacam itu umum saja. Banyak orang lain juga membacanya.
Saya menjadi serba salah. Apakah saya termasuk golongan orang tua yang over protective terhadap anak?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H