Imbas buruk yang pertama, tingkat keseriusan anak yang belajar di rumah mungkin tidak akan setinggi jika mereka belajar dalam suatu komunitas di sebuah tempat yang memang dirancang untuk belajar. Suasana rumah sebagai tempat berbagai aktivitas non belajar seperti bermain, bersantai bahkan tidur bisa mempengaruhi psikologis anak.
Yang kedua, anak akan sulit menjaga konsentrasi karena potensi gangguan yang terjadi pada anak yang belajar di rumah secara umum akan lebih besar. Sebagai contoh, ketika anak sedang belajar, pada saat yang berbarengan orangtua tengah menonton televisi, atau adik yang sedang bermain-main, ada tamu yang berkunjung, atau bahkan debt collector yang mencak-mencak.
Ketiga, kesempatan untuk bersosialisasi secara nyata dengan sesama teman menjadi berkurang. Interaksi sosial menjadi pengalaman amat berharga yang semakin jarang didapatkan generasi milenial yang kehidupan sehari-harinya sudah didominasi oleh hubungan semu dengan layar gawai.
Tentu dalam memilih suatu metode belajar, dalam hal ini mendatangkan guru ke rumah atau anak didik yang mendatangi guru, beberapa hal tersebut perlu mendapatkan porsi untuk dipertimbangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H