Sebagai langkah yang terakhir, saya menawarkan untuk membelikannya jenis motor dengan tongkrongan yang nampak lebih "gagah". Tentu dengan harga yang setara dengan rencana awal. Langkah ini merupakan "ya" yang kedua. Maksud disodorkannya kata "ya" kedua adalah untuk memperbaiki hubungan yang sangat mungkin merenggang akibat kekecewaan anak karena saya menolak beberapa keinginannya.
Hasilnya, kami memperoleh kesepakatan. Saya membelikannya motor "gagah" yang membuat anak saya merasa dihargai keinginannya.
Anak saya melakukan modifikasi yang wajar. Ia hanya mengganti beberapa aksesoris yang tidak berpengaruh bagi keselamatan seperti model dan warna jok dan velg. Namun, dia tidak mencopot kaca spion, hanya menggantinya dengan model yang lebih kecil dan tetap berfungsi normal. Dia mempertahankan knalpot asli dan hanya sedikit memolesnya dengan cat warna cerah.
Referensi bacaan: Pustaka: William Ury," Kekuatan Kata Tidak", Ufuk Press, 2007.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI