Namun nyatanya netizen yang maha benar tidak mempedulikan hal itu, kesalahan yang sebetulnya bukan dilakukan oleh Dono ternyata menjadi senjata empuk untuk menyerang pasangan Tiwi-Dono. Yang membuat netizen beropini sesuka hati mereka tanpa melihat kenyataan yang ada dan kebaikan apa yang sudah dilakukan oleh Dono.
Jadi sebulum mengklaim atau men-judge orang lain sebaiknya kita intropeksi diri terlebih dahulu. Belum tentu kita yang menyebarkan berita dari pasangan Tiwi lebih baik darinya. Salut, untuk para pendukung Tiwi-Dono yang tidak gentar untuk tetap mendukung pasangan Tiwi-Dono menjadi Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga dengan simbol saranghae atau cinta.
Lalu, bagaimanakah dengan sang penantang yang dikoar-koarkan putra daerah dan memiliki segudang prestasi? Sebut saja Muhammad Sulhan Fauzi dan Muhammad Zaini Makarim (Oji - Zaini) Â dengan taglinenya Lakone Anyar Kabeh Gemebyar.
Oji - Zaeni merupakan pasangan yang cukup kuat untuk menjadi penantang petahana. Di bawah naungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan partai koalisi lainnya ternyata sudah berhasil memincut masyarakat apalagi pada saat awal kemunculannya dengan baliho yang super duper besar.
Pendukungnya di facebook pun tidak mau kalah untuk terus menyerang pasangan petahana dan mengunggulkan pasangan Oji-Zaini. Oke, namanya saja sedang Pilkada sah kok mereka memperkenalkan pilihan mereka, asalkan tidak sembrono memfitnah atau menimbulkan ujaran kebencian pada kubu sebelah.
Pasangan ini pun mencoba untuk masuk ke desa-desa mencari dukungan dengan berbagai cara seperti mengadakan perlombaan atau menggandeng organisasi yang tidak sejalan seirama dengan petahana. Ibu-ibu berkerudung hijau yang selalu mendampingi menjadi icon nyentrik pasangan ini dengan simbol tangan oke.
Siapapun pasangan, kontestasi ini milik masyarakat mereka bebas memilih siapapun pemimpin Purbalingga ke depannya. Sepak terjang kedua pasangan calon akan kita lihat bersama-sama saat kampanye nanti, program-program apa saja yang akan menjadi pemikat.
Lantas Bagaimana dengan Covid19?
Dibilang lupa mungkin tidak, aturan sudah dibuat tinggal dijalankan saja patuhi protokol kesehatannya. Tapi namanya juga masyarakat, terutama para pendukung dua pasangan calon. Sekuat tenaga mendukung pasangannya agar terpilih di Pilkada 2020 nanti.
Belum kampanye saja, saat pendaftaran pasangan bakal calon sudah ramai pendukung yang datang menyambut kehadiran mereka. Desak-desakan jangan ditanya lagi sudah pasti, jaga jarak sudah tak dihiraukan lagi.