Wisata Segera Dibuka? Siapkah untuk Mengunjunginya?

Berkunjung di Lembah Asri Desa Serang/Foto: Lilian Kiki Triwulan (*dok foto 2017)

Dengan dibukanya objek wisata ala new normal, pihak pengelola wisata tentunya harus mempersiapkan betul-betul apa saja yang harus tersedia sesuai dengan protokol kesehatan. Seperti halnya pengunjung yang datang diwajibkan menggunakan masker, selanjutnya ada petugas yang ditugaskan untuk mengecek suhu tubuh apabila lebih dari 38 derajat maka tidak diperbolehkan untuk masuk lokasi wisata.

Bagaimana dengan proses pembayaran? Sebaiknya menggunakan sistem non tunai, namun tidak semua orang paham akan hal tersebut sehingga perlu adanya pemahaman bagi pengunjung melalui media sosial atau yang lainnya. Ketika terpaksa harus menggunakan sistem tunai maka petugas harus menggunakan sarung tangan untuk setiap proses transaksi.

Tempat cuci tangan dan sabun pencuci tangan harus tersedia di berbagai titik agar memudahkan pengunjung untuk mencuci tangannya. Lalu ada petugas yang berjaga di beberapa lokasi untuk memantau pengunjung apakah mereka menggunakan maskernya atau tidak.

Jika ada dari mereka yang melepas maskernya, sebaiknya segera ditegur untuk menjaga diri dari penyebaran virus. Pengunjung juga jangan sampai menganggap remeh atau menggampangkan apalagi ketika di daerah tersebut kasus positif covid19 tidak terlalu banyak atau bahkan masuk kategori rendah.

Transisi PSBB dan Adaptasi Kebiasaan Baru Butuh Kerjasama Semua Pihak

Bupati Purbalingga dan jajarannya mengecek kesiapan TWP Pancuran Mas/Foto: Bagian Humas&Protokol Purbalingga

Untuk kembali membuka obyek wisata di tengah pandemi sebagai transisi PSBB dan adaptasi kebiasaan baru memang bukanlah hal yang mudah. Jika memang ingin dibuka untuk umum maka harus memenuhi berbagai syarat yang dibuat oleh pemerintah.

Pemerintah dalam hal ini juga turut andil agar tidak terjadinya penambahan kasus positif baru dari kluster wisata. Seperti halnya Pemkab Purbalingga yang akan segera membuat Perbup terkait dengan rencana pembukaan obyek wisata sebagai payung hukum agar pengelola wisata mematuhi protokol kesehatan pencegahan covid19.

Tidak hanya itu, pemerintah juga harus membentuk tim penilai untuk melakukan penilaian pada tempat-tempat wisata yang dibuka di tengah pandemi. Setelah itu perlu dilakukan evaluasi, apakah tempat wisata tersebut bisa dibuka atau harus melakukan perbaikan untuk benar-benar memenuhi standar protokol kesehatan.

Semoga dengan mulai dibukanya wisata, masyarakat tetap disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan pencegahan covid19. Sehingga masyarakat tetap bisa berwisata dengan aman dan nyaman. 

Dengan ini masyarakat bisa sedikit mengobati kejenuhan dan kebosanannya, asal ketika berkunjung ke tempat wisata harus mengutamakan kesehatan diri dan protokol kesehatan pencegahan covid-19. (Lilian Kiki Triwulan)