Untuk hasil panen di demplot nantinya dijual untuk KWT, sedangkan untuk panen yang ada di pertanaman rumah masing-masing anggota hasilnya untuk masing-masing anggota KWT. Kemudian untuk kebun bibit yang ada digunakan untuk menjual bibit sayuran bagi masyarakat yang membutuhkan.
Waktu yang diperlukan untuk menantikan hasil tanaman yang ditanam oleh KWT Sri Rejeki beragam tidak semua dapat dipanen dalam waktu yang berbarengan. Seperti kangkung dapat dipanen setelah usia 1 bulan, terong dalam 2 bulan, tomat 2 bulan, cabai 80 hari. Kemudian pepaya 7-8 bulan dan pisang mas 9 bulan - 1 tahun baru bisa dipanen.
Kesulitan Air Ketika Memasuki Musim Kemarau
Namun sayangnya, kegiatan tanam tersebut harus didukung dengan ketersediaan air yang ada. Ketika memasuki musim kemarau, di Desa Pengadegan akan mengalami kesulitan air, namun hal ini disiasati dengan pembuatan sumur bor di dekat lokasi demplot.
KWT Sri Rejeki juga menggunakan paralon dan selang yang dialirkan ke lahan-lahan pertanaman. Ini menjadi tantangan bagi KWT Sri Rejeki dan juga para penyuluh pertanian yang selalu membimbing KWT Sri Rejeki. Bagaimana mereka bisa mensukseskan kegiatan P2L dan menjaga agar stok pangan tetap tersedia.
Sri Haryanti, salah satu penyuluh pertanian BPP Kecamatan Pengadegan yang tidak pernah lelah turun langsung ke lapangan untuk membina KWT yang ada di Kecamatan Pengadegan. Ia selalu berbincang langsung dengan para anggota KWT.
Mendengarkan keluh kesah dan keinginan dari anggota KWT serta memberikan solusi dan saran terbaik demi menjaga ketersediaan pangan yang dikelola oleh KWT. Ia selalu menjaga kekompakan antar anggota KWT, 30 anggota KWT yang ada selalu kompak dan terlibat dalam setiap kegiatan.
KWT Sri Rejeki Terpilih P2L Penumbuhan Tahun 2020
Kebetulan, P2L Penumbuhan Tahun 2020 Kabupaten Purbalingga salah satunya jatuh ke KWT Sri Rejeki  dari 4 KWT yang terpilih. Diharapkan ini menjadi penyemangat bagi KWT Sri Rejeki untuk tetap aktif dan produktif serta menjadi lebih baik dalam segala hal.