Olahraga menjadi aktivitas yang menyehatkan dan membuat tubuh menjadi lebih bugar. Namun bagaimana ketika melakukan olahraga ekstrim dan memacu adrenalin? Tentu bagi sebagian orang, olahraga ektrim akan terasa menantang dan bahkan menakutkan.
Berbeda halnya dengan mereka yang menyukai olahraga ekstrim, meskipun menantang tapi sangat menyenangkan ketika melakukannya. Cliff jumping atau lompat tebing, salah satu olahraga ektrim yang digemari oleh sebagian orang.
Butuh Nyali Besar untuk Melakukan Cliff Jumping
Cliff jumping, olahraga yang membutuhkan nyali besar untuk bisa menaklukannya. Tidak hanya itu, orang yang ingin mencoba olahraga ekstrim yang satu ini juga harus memiliki kemampuan berenang yang baik. Karena cliff jumping ini berkaitan dengan tebing dan air.
Bagi sebagian orang, olahraga ini akan terasa menakutkan meloncat dari ketinggian dan masuk ke dalam air yang dalam. Membayangkannya saja sudah ngeri. Tapi beda halnya dengan mereka yang sudah menjadikan olahraga ekstrim ini sebagai hobi.
Takut, bagi mereka yang sudah menekuninya menjadi hobi takut itu hanya terasa sekian detik saat akan melompat. Selebihnya justru sensasi yang mengejutkan dan rasa puas setelah berhasil melakukan cliff jumping.
Perhatikan Kondisi Lingkungan untuk Cliff Jumping
Namun, tentunya perlu diperhatikan juga kondisi lingkungan yang akan digunakan untuk lompat tebing. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah satunya lokasi yang digunakan untuk cliff jumping.
Salah satunya adalah kedalaman air atau kedung yang ada. Untuk kedalaman air ini minimal setengah dari ketinggian tebing. Jika tinggi tebing 10 meter maka kedalaman airnya 5 meter. Karena jika kondisi airnya tidak dalam ini akan membahayakan bagi orang yang akan loncat dari tebing.
Untuk lokasi sendiri, para penggemar cliff jumping biasanya menjadikan curug sebagai tempat untuk melaksanakan aksinya meloncat dari ketinggian. Â Selain menikmati sensasi cliff jumping, orang-orang yang menekuni hobi ini juga bisa menikmati suasana alam di sekitar curug.
Hobi yang Menantang
Hobi yang cukup menantang ini ternyata juga bisa meninggalkan kepuasan tersendiri. Apalagi ketika mencoba spot-spot baru untuk cliff jumping, ada rasa takut dan senang bisa menjajal spot terbaru.
Bagi yang ingin mencoba cliff jumping tentu harus mempersiapkan diri terlebih dahulu, apalagi bagi mereka yang baru mencoba olahraga ekstrim ini. Butuh mental yang kuat, jika ragu untuk melakukannya lebih baik tidak melakukannya sama sekali.
Pemanasan, seperti halnya olahraga pada biasanya pasti dibutuhkan pemanasan terlebih dahulu agar tidak terjadi kram atau kejang otot. Kemudian harus paham kondisi tempat yang akan dijadikan untuk cliff jumping.
Sebelum melangsungkan aksinya untuk cliff jumping pastikan kedalaman airnya. Di tempat pendaratannya ini atau di bawah air ada bebatuan atau tidak. Pastikan juga antara tinggi tebing dengan kedalaman air.
Meskipun sudah sering melakukan olahraga ekstrim ini bahkan menjadi hobi yang bisa dilakukan kapan saja namun tetap hati-hati dalam melakukannya. Kondisi tubuh juga harus dalam keadaan yang sehat dan prima.
Lompatan yang dilakukan pun bisa bervariasi sperti halnya loncat indah ada beberapa gaya yang bisa dilakukan saat melakukan cliff jumping. Seperti snuk atau terbang dan menjatuhkan kepala terlebih dahulu, lalu back flip atau loncatan memutar ke belakang, front flip atau loncatan memutar ke depan dan masih banyak loncatan lain yang bisa dilakukan yang pastinya akan menghasilkan gaya-gaya yang indah.
Seperti halnya Amin Wahyudi (31) atau akrab disapa Amin salah satu penggemar cliff jumping. Dia selalu menyempatkan waktunya untuk menikmati sensasi loncat tebing dan berenang di air yang jernih. Ia tidak seorang diri, ada beberapa teman-temannya yang juga menekuni olahraga ekstrim ini.
Awal ia tertarik untuk cliff jumping dari melihat-lihat cliff jumping di chanel youtube. Tidak bisa dipungkiri pada awalnya ia pun sedikit takut untuk melakukannya, tapi setelah mencobanya di beberapa lokasi justru membuatnya ketagihan.
Ia melakukannya di hampir semua curug yang ada di Baturaden, Kabupaten Banyumas dan beberapa di Kabupaten Purbalingga. Dulu hampir satu minggu sekali ia sempatkan untuk cliff jumping dan menikmati suasana alam. Namun, karena dirinya dan teman-temannya sudah bekerja, jadi paling tidak cliff jumping bisa dilakukannya satu bulan sekali.
Meski sudah terbiasa, namun ketika menemukan spot baru tentu ada rasa takut yang menghinggapinya. Namun baginya itu merupakan tantangan yang harus dihadapinya. Apalagi setelah melakukan loncatan dan terjun langsung ke dalam air, ada rasa puas tersendiri.
Bahkan pada suatu waktu ketika melakukan cliff jumping pernah sekali ia mengalami cidera. Mulutnya menyentuh batu di dasar kali. Ada pula yang salah pada posisi pendaratan hingga akhirnya pingsan. Tapi semua itu tidak menyurutkan nyali mereka untuk tetap menikmati cliff jumping sebagai hobinya.
Butuh Konsentrasi, Paham Kondisi dan Perhitungan yang Tepat
Resiko untuk melakukan olahraga ekstrim ini tentu ada. Meski jatuhnya di air, tetapi jika tidak tepat saat melakukan pendaratan maka akan terasa sakit, lebih parahnya lagi akan mengalami cidera patah tulang bahkan kehilangan nyawa. Oleh karena itu dibutuhkan konsentrasi, paham kondisi, tetap waspada dan lakukan perhitungan yang tepat.
Olahraga ini memang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang apalagi yang hanya sekedar penasaran dan ingin coba-coba. Karena setiap loncatannya harus memperhatikan ketepatan mulai dari titik meloncat, tempat mendarat hingga kecepatan gerakan.
Setelah melakukannya penat yang ada akan hilang, lelah yang terasa akan hilang begitu saja. Ada rasa lega dan puas ketika berhasil menaklukan spot-spot yang dijumpainya. Apalagi di suasana alam terbuka yang masih asri dengan gemercik air yang jernih akan menambah kenikmatan tersendiri dan membuat hati dan pikiran menjadi lebih tenang.
Beda halnya bagi mereka yang belum pernah mencobanya, apalagi bagi yang tidak bisa berenang. Ragu sedikit saja lebih baik mundur apalagi tidak memiliki persiapan apapun.
Rasa deg-degan, takut tentu akan melanda bagi mereka para pemula. Tapi ketika sudah terbiasa melakukannya rasa takut itu hanya sebagian kecil dari perasaannya sebelum akhirnya meloncat dan merasakan kenikmatan cliff jumping.
Ada beberapa alternatif curug yang bisa dijadikan sebagai tempat untuk melangsungkan aksi cliff jumping. Diantaranya Curug Jenggala, Curug Muntu, Telaga Sunyi dan curug lainnya yang ada di wilayah Baturaden, Kabupaten Banyumas. Kemudian Curug Duwur dan beberapa curug di Purbalingga yang bisa menjadi alternatif untuk cliff jumping. (Lilian Kiki Triwulan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H