Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Ajarkan Anak untuk Mengurangi Makan Minum Manis

30 September 2022   06:00 Diperbarui: 2 Oktober 2022   07:22 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ajarkan Anak untuk Mengurangi Makan Minum Manis. Sumber: www.freepik.com

Johny, Johny. Yes papa?
Eating sugar? No papa.
Telling lies? No papa.
Open your mouth. Ha ha ha!

Lagu anak-anak yang sederhana, dan sarat pesan penting parenting! Anak perlu menahan diri untuk tidak berlebihan mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula.

Fakta Tentang Gula

Dewasa atau anak-anak menyukai makanan dan minuman manis. Sifat rasa manis itu menarik, menyenangkan, dan menenangkan. Rasa manis memotivasi konsumennya untuk tidak berhenti makan atau minum.

Untuk otak, gula adalah bahan bakar utama. Saat seseorang makan makanan manis, gula seumpama hadiah. Akibatnya, otak melepaskan hormon dopamin yang akan mempengaruhi emosi, gerakan, sensasi senang, konsentrasi dan mengurangi rasa sakit.

Di sisi lain, kelebihan gula dapat mengakibatkan penambahan berat badan. Gula juga menjadi penyebab obesitas. Bahkan, untuk jantung, gula lebih buruk daripada lemak jenuh.

Parenting tentang Makanan Sehat

Anak-anak yang selalu makan penganan, saat dewasa akan cenderung menyukai makan makanan manis. Tetapi, jika anak belajar makan makanan sehat, kelak mereka juga akan menyukainya.

Membiasakan makan buah dan sayur butuh waktu dan tenaga. Anak perlu teladan dan teman saat mempelajari hal ini.

Kunci anak menjadi sehat adalah melakukan aktivitas fisik. Selain itu, makan makanan yang seimbang (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral). Makanan yang kaya nutrisi tanpa tambahan gula.

Snack terbaik untuk anak adalah buah. Di dalam buah ada gula alami, yaitu fruktosa. Gula alami mengandung nutrisi daripada gula buatan, yang umumnya ada di makanan ringan.

Berikut ini buah-buah manis yang dapat digunakan untuk melatih anak mengurangi makanan dan minuman manis.

Mangga
Anggur
Ceri
Pir
Semangka
Pisang

Cara penyuguhan terbaik adalah apa adanya. Buah dikupas dan dipotong-potong kecil.

Alternatif penyajian lain: potongan buah-buahan dibekukan, variasi 3 potong buah dijadikan sate buah, membuat buah menjadi bentuk-bentuk hewan atau bunga, dan lainnya.

9 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula

1) Menajamkan mental

Kesehatan otak tersabotase saat anak kecanduan gula, lalu dia memuaskan hasratnya. Setelah mengurangi gula, anak akan lebih fokus dan jernih pikirannya. 

2) Mengurangi berat badan

Penambahan berat badan terjadi ketika anak makan terlalu banyak gula. Dia merasa tetap lapar, walaupun kebutuhannya sudah tercukupi. 

Berhenti makan gula berlebih akan memudahkan anak mengurangi berat badan. Dia akan merasa lebih ringan, percaya diri dengan bentuk tubuhnya, dan bebas bergerak sehingga menjadi lebih riang.

3) Merasa lebih cerah dan lebih bahagia

Hasil riset mengatakan bahwa makan terlalu banyak gula akan menyebabkan anak depresi. Mereka berubah dari malaikat kecil menjadi setan yang nakal! Terus meminta makanan dan minuman manis, bahkan ada yang hingga tantrum.

Mengurangi makan minum manis membuat anak lebih mudah mendengarkan dan menerima nasehat orang tua. Pikirannya lebih cerah.

Orang tua yang mengetahui anaknya jadi pengertian, tentu senang. Mereka akan lebih melimpahkan kasih sayang dan membuat anak lebih bahagia.

4) Tidak sering sakit

Makan terlalu banyak gula mempengaruhi respon kekebalan tubuh anak. Mereka menjadi lebih rentan terhadap pilek dan flu sepanjang tahun.

Hingga 5 jam setelah anak makan minum manis berlebih, hanya 50% sel-sel darah putih yang mampu melawan bakteri jahat.

5) Tidak bau mulut

Gula menyebabkan bakteri berkembang biak di dalam mulut anak. Mikroorganisme itulah yang bertanggung jawab atas bau mulut.

Mengurangi makan minum manis dan menggosok gigi secara teratur akan mengurangi bakteri di dalam mulut. Hasilnya, nafas menjadi lebih segar dan bau mulut hilang.

6) Gigi menjadi lebih sehat

Konsumsi gula berlebih menyebabkan kerusakan gigi dan gigi berlubang. Gigi yang sehat dapat anak peroleh lewat mengurangi makan dan minum manis, serta rajin menggosok gigi.

7) Tidur lebih baik

Gula mengganggu tidur anak. Terutama jika anak cenderung mengemil junk food sebelum tidur. Kebiasaan itu akan menyebabkan keringat malam.

Ketika anak mengurangi makan gula, hormonnya akan berfungsi lebih baik. Termasuk hormon yang bertanggung jawab untuk tidur yang sehat dan memulihkan tubuh.

8) Kulit bercahaya

Kelebihan gula dapat menyebabkan kulit anak berjerawat, bisul, ruam, dan bernoda. Agar masalah kulit berkurang, beri makan kulit anak dengan makanan bebas gula, padat nutrisi, dan banyak air. Hasilnya, kulit anak pun menjadi lebih bercahaya dan elastis.

9) Menurunkan resiko diabetes dan obesitas

Salah satu penyebab utama diabetes tipe 2 dan obesitas adalah makan terlalu banyak gula. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan resistensi insulin. Akibatnya adalah masalah pada hati, pankreas, dan organ lainnya.

Dengan mengurangi konsumsi gula dan banyak bergerak, maka anak akan lebih sehat. Dia terhindar dari resiko diabetes dan obesitas.

***

Kelebihan konsumsi gula dapat menyebabkan masalah pada anak. Mungkin semua akibatnya tidak serta merta ada saat itu.

Gula atau bahan kimia lainnya akan berekasi di dalam tubuh. Hasil reaksi pertama mungkin masih dapat ditoleransi tubuh. Hasil reaksi kedua dan seterusnya, mungkin akan mengubah keseimbangan tubuh. 

Entah hasil reaksi yang keberapa akan menjadi pemicu penyakit. Dan itu pasti terjadi jika ada bahan kimia yang berlebihan di tubuh.

Sebelum kelak anak menderita karena kelebihan gula, mari ajarkan dia untuk hidup lebih sehat! Makan 4 sehat 5 sempurna, minum air bersih, banyak bergerak, ibadah, dan cukup istirahat.

***

Referensi: (1), (2), (3), (4)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun