Orangtua tidak akan hidup selamanya. Karena itulah anak perlu belajar untuk mandiri, hidup jauh dari orangtua.Â
Tinggal di sekolah asrama atau kos adalah latihan yang baik untuk mengasah kemandirian. Anak belajar hidup terpisah dari orangtua dan mengatur dirinya sendiri.
Dengan biaya dari orangtua, anak dapat fokus pada tugas belajarnya. Selain itu, anak dapat belajar mengatur keuangannya sendiri.
Kelak, anak pasti akan mengalami hidup tanpa orangtua. Pengalaman hidup mandiri akan membuat anak menjadi pribadi yang tangguh.
Manfaat Tinggal di Sekolah Asrama atau Kos
1) Anak lebih mandiri
Hidup mandiri itu sulit, tetapi itu adalah pelajaran hidup yang paling penting. Dengan belajar mengatur dirinya sendiri, anak sekaligus belajar menangani berbagai hal sendiri.
2) Membuat kepribadian anak menjadi dewasa
Hidup mandiri mengasah kemampuan mengambil keputusan. Anak belajar memutuskan tentang masalah-masalah ringan hingga berat.
Kadang keputusan itu benar, dan dapat berjalan baik. Lain waktu, mungkin salah. Dengan demikian, anak belajar menerima keadaan dan menanggung konsekuensi. Hal itulah yang membuat kepribadiannya jadi matang.
3) Belajar beradaptasi
Anak tidak akan selalu mendapatkan apa yang dia inginkan. Hidup mandiri melatih anak untuk tidak tantrum.Â
Tidak cukup uang untuk membeli coklat, ya terima. Atau hanya membeli permen. Kaos favorit sedang dijemur, mau tidak mau pakai kaos lain.
4) Mampu menghadapi beragam karakter orang.
Senjata ampuh hidup mandiri adalah kemampuan berinteraksi dengan beragam orang. Anak jadi tahu cara memperlakukan orang lain untuk mendapatkan keinginannya. Dengan demikian, anak belajar untuk menjadi lebih ramah, lihai, dan pengertian.
5) Mampu menghargai pengorbanan orangtua dan teman-temannya.
Setelah mandiri dan menyadari sulitnya hidup, anak akan mulai menghargai pengorbanan dan kerja keras orangtua. Begitupun saat terdesak dan ada teman yang membantu, itu jadi pelajaran setia kawan untuk anak.
Mempersiapkan Anak Hidup Mandiri
Agar anak mampu hidup mandiri perlu persiapan. Tidak mungkin tiba-tiba orangtua memisahkan diri dari anak. Apalagi kemudian berharap anak akan bisa dengan sendirinya.
Kemampuan hidup mandiri perlu diasah, lalu dipraktikan oleh anak. Caranya bertahap dari sejak kecil.
Orangtua tentu saja wajib mengontrol anak. Namun, terlalu mengontrol akan menghambat rasa percaya diri anak tumbuh. Harga diri atau kebanggaan anak pada dirinya sendiri juga jadi sulit berkembang. Padahal, percaya diri dan harga diri adalah perasaan positif yang penting anak miliki.
Tips menumbuhkan anak yang mandiri
1) Beri mereka tugas yang wajib dikerjakan sesuai umur.
Misalnya mengambil baju kering dari jemuran, menyapu, mengepel, menyiram tanaman, mencuci piring, memandikan peliharaan, dll.
2) Beri hadiah setelah mengerjakan kewajibannya.
Yang perlu orangtua tanamkan pada anak adalah tanggung jawab lebih dahulu dan hadiah terakhir. Jadi, anak pun tidak sedikit-sedikit atau terus menerus minta hadiah.
Hadiah dapat berupa pujian, elusan, pelukan, dan ciuman. Sesekali uang atau benda yang anak inginkan.
3) Ajarkan cara mengelola kekayaannya.
Manajemen keuangan yang perlu anak tahu bukan hanya cara membelanjakan uang. Mulai dari mendapatkan, menabung, anggaran, membelanjakan, dan donasi.
4) Dorong anak untuk melakukan tugas sendirian.
Misalnya, saat diberi kewajiban menyapu. Awalnya beri contoh, lalu biarkan anak melakukan sendiri. Lalu, orangtua koreksi kembali dan memberikan masukan.
Jangan mengharapkan hasil sempurna. Tapi seiring pertumbuhan, tuntut anak untuk menjadi lebih baik.
5) Ajari anak merawat selain dirinya.
Anak-anak kecil mudah jatuh cinta dengan hewan. Hewan peliharaan baik untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab anak. Strategi yang mengkonversi rasa suka menjadi tanggung jawab. Sedangkan anak-anak yang lebih besar dapat diminta merawat adiknya.
6) Ijinkan anak menginap di tempat lain.
Saat anak dapat bangun di malam hari dan buang air kecil sendiri, dia dapat diberi ijin menginap di rumah teman atau saudara.
Anak dapat belajar menerapkan aturan di tempat lain. Dia juga belajar mengontrol dirinya sendiri.
7) Beritahukan penyakit bawaan atau alergi anak.
Untuk membuat anak lebih aware dan dapat menjaga dirinya. Juga cara bagaimana dia dapat mengatasi penyakit atau alerginya.
8) Biarkan anak mengatasi masalahnya sendiri.
Masalah atau konflik adalah kesempatan untuk mengajarkan anak tentang emosi dan perasaan. Melalui permasalahan, orangtua dapat menunjukkan bagaimana anak berdamai dengan perasaan dan emosinya.
Nilai-nilai moral juga akan lebih masuk dalam benak anak lewat konflik. Anak mengalami sendiri sambil memperhatikan dirinya.
9) Biarkan anak gagal.
Kegagalan adalah pelajaran paling keras. Tetapi anak perlu mengalami ini. Agar dia tetap berusaha dan rasa percaya dirinya tumbuh.
Yang perlu orangtua ingat saat anak mengalami kegagalan: tidak menghakimi anak, tidak mematahkan semangat, dan tidak menganggap remeh masalahnya.
10) Ajari anak hidup sehat.
Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Dan sehat dapat dimulai dari apa yang anak makan dan minum. Lalu, olah raga, ibadah, melakukan hobi, berteman dan bermain, serta istirahat cukup.
***
Hidup mandiri adalah hal yang baik. Akan ada masalah-masalah dan kesulitan-kesulitan tentunya. Tapi lewat persoalan hidup anak akan mengetahui jati dirinya, bahkan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI