Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

7 Trik Menyikapi Kenaikan BBM

4 September 2022   15:11 Diperbarui: 4 September 2022   16:21 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lain lubuk lain belalang, lain tempat lain cerita. Di Indonesia, berita Harga BBM Naik seumpama coklat bagi anak kecil. Di Australia, inilah yang Pak Tjiptadinata Effendi katakan "Sekali Mengisi BBM Senilai Rp.1,2 Juta Rupiah, Bukan Hoaks".

Perbedaan reaksi ini menunjukkan tingkat kemapanan ekonomi yang berbeda. Di Indonesia, ada 26,16 juta penduduk miskin pada Maret 2022. Sedangkan di Australia, hanya terdapat 3,2 juta orang miskin per Februari 2020.

Jumlah penduduk miskin di Indonesia setara dengan total penduduk Australia!

***

Harga BBM naik dapat memicu kenaikan harga barang dan penurunan daya beli masyarakat. Ini bagai badai baru setelah pandemi Covid-19.

Bagi masyarakat kelas ekonomi atas, mereka akan menanggapi isu BBM naik lagi dengan santai. Ini hanya masalah pengaturan ulang anggaran belanja.

Beda dengan kelas ekonomi menengah ke bawah. Untuk mereka yang pendapatan bulannya kecil, apalagi tanpa upah pasti, kenaikan harga barang-barang ibarat hunusan pedang. Ini perkara bertahan hidup!

Di saat-saat sulit, banyak hal yang tidak dapat kita prediksi. Dan inilah yang membuat kita cemas dan stres.

Padahal, stres dapat mengundang hal-hal buruk pada diri kita, misalnya salah mengambil keputusan, penyimpangan gaya hidup, kebiasaan buruk makan, dan lainnya.

Masa-masa sulit adalah bagian dari kehidupan. Dan di saat sukar itulah, apa yang kita lakukan penting.

Hal yang paling mungkin dan dapat kita lakukan adalah mengendalikan tindakan saat ini. Ini 7 triknya:

1. Kenali batasan diri sendiri dan terima

Saat kita mengenal diri sendiri dan tahu batas-batas kekuatan, maka kita mampu melepaskan stres, cemas, serta tanggung jawab yang salah tempat. 

Dengan demikian, kita bebas berfokus menjadi diri sendiri. Menjadi versi yang terbaik.

2. Berkumpul dengan orang-orang yang mencintai dan memahami kita

Sistem pendukung kehidupan (teman dan keluarga) memberikan kesejahteraan mental. Rasa memiliki dan berarti untuk orang lain meningkatkan rasa bahagia, aman, dan sentosa.

Rasa dibutuhkan, penting, bahkan diperhatikan oleh orang lain memiliki efek positif dan terukur pada fisik kita.

3. Tantang diri sendiri untuk berkembang

Mengasah otak dan mempelajari keterampilan baru akan melebur rasa khawatir dan takut. Otak fokus untuk memecahkan masalah dan menekuni hal teraktual.

Beri waktu diri kita untuk mendalami bahasa baru, memainkan alat musik yang diidamkan, mengikuti kursus online, mencoba memasak, atau menekuni berkebun.

4. Bersyukur dan Melatih Kesadaran

Selama masa sukar, bersyukur dan meditasi akan sangat membantu. Dengan melakukan kedua hal itu, kita memperhatikan pikiran perasaan, dan perilaku untuk tetap sehat secara fisik dan mental.

Rasa syukur mengubah cara pandang. Melalui ungkapan syukur kita menghargai dan mengakui hal-hal baik juga bermanfaat di dalam hidup. 

Meditasi atau melatih kesadaran adalah memperhatikan saat ini, here and now. Di saat inilah, kita memiliki kendali atas diri sendiri, tindakan, pikiran, dan keyakinan. Dan hanya di saat inilah, benar-benar kita mampu kontrol!

Praktik meditasi dapat kita lakukan dengan menarik napas dalam-dalam dan lambat. Selain menambah pasokan oksigen ke otak, bernafas dengan cara ini membuat kita fokus dan tenang.

5. Jagalah tubuh karena tubuh menjaga pikiran

Tubuh yang sehat mendukung kesejahteraan emosional. Tubuh yang sehat kita peroleh lewat pola hidup sehat.

Dimana pola hidup sehat dapat kita wujudkan dengan memakan makanan sehat (4 sehat 5 sempurna), cukup minum air, cukup tidur, olah raga, dan menjauhi kebiasaan buruk (minum minuman beralkohol, merokok, mengkonsumsi narkoba, seks bebas, LGBTQ, dan lainnya).

6. Mempertimbangkan hidup minimalis

Gaya hidup minimalis berbicara tentang menghilangkan kebingungan akibat gangguan dan mencapai hidup yang lebih bahagia. Dengan gaya hidup ini, kita dapat menghemat waktu, uang, dan energi untuk mendapatkan hal-hal yang paling berarti.

Efisiensi waktu akan membukakan kesempatan untuk kita melakukan hal yang paling disukai. Membelanjakan lebih sedikit uang dan memilih hanya untuk hal-hal penting akan berbuah kebebasan finansial. Bekerja cerdas akan membuat kita efektif mengeluarkan energi.

7. Ekspresikan diri dan terima ketidaksempurnaan

Kala kita membaurkan kepuasan pribadi dan kegembiraan ketika terlibat dalam kegiatan kreatif. Hanya dengan mengungkapkan perasaan dan pikiran, ketakutan dan kegembiraan, kecemasan atau mimpi, kita dapat menyembuhkan diri sendiri, self-healing.

Kesempurnaan dapat kita temukan dalam ketidaksempurnaan. Menerima ketidaksempurnaan diri sendiri akan membebaskan kita dari ego untuk menjadi lebih dari apa adanya.

Semoga kita semua dapat pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat. (*)

Referensi: (1), (2), (3)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun