Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

BBM Belum Naik Harganya

1 September 2022   11:00 Diperbarui: 1 September 2022   11:02 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selesai benah-benah rumah, Neng langsung menyerbu TV. Abang yang sedang duduk manis di depan cangkir kopi terheran-heran.

"Mo apa luh, Neng?" tanya Abang.

"Gresah-gresuh kaya ada apaan. Masih pagi nih, nyantai dikit dong."

"Kaga bisa santai!" ujar Neng, "Ini tanggal 1 September 2022. Penting." 

Abang agak tergugah dan bertanya, "Emang ada apa yah hari ini?"

Neng memijat tombol remote satu per satu, dia mencari-cari jawaban.

"Syukurlah!" seru Neng.

Abang malah semakin heran. Apa sebenarnya yang dicari Neng di TV. Ini perempuan terkadang tidak jelas sedang mengerjakan apa.

"Apaan sih maksud luh?" tanya Abang.

Neng sedang bahagia akhirnya bersedia menjelaskan.

"BBM kaga jadi naik hari ini!" kata Neng.

Ujar Abang, "Oh, gue dah tahu itu. Apa hubungan sama luh?"

"Buset, Bang!" seru Neng kaget, "Gila dah kalau BBM naik. Jatah bensin luh tambah dong. Gaji gue kaga naik tuh. Luh juga apa bisa dapat uang lebih?"

"Sewotnya," kata Abang sambil menyeruput kopi.

"Iyalah gue sewot bin senewen kalau harga-harga naik," ujar Neng, "Kita ini bukan konglomerat, tapi jongkok di kolong dan melarat. Apa mau luh kaga bisa makan atau ngerokok atau kaga punya tempat tinggal?"

Neng mengambil nafas sejenak. Dia sedang bersiap-siap mencurahkan isi hatinya.

"BBM naik, jelas harga barang makin tinggi," ujar Neng, "Mungkin juga si Haji Cerewet naikin harga kontrakannya. Akhirnya semua akan makin tinggi harganya. Kapan kita bisa nafas?"

"Yah, kan ngga jadi naik," kata Abang sambil ngeloyor pergi dengan motor bututnya.

***

"Neng, ada apa?" tanya Putri yang sedang mengontrol bagian produksi.

Neng yang kedapatan melamun kaget. Buru-buru dia melanjutkan pekerjaannya.

"Maaf mbak Putri," ujar Neng. "Ada apa, mbak Putri? Regu 5 sudah checklist pagi ini. Target juga sudah dibagi ke tiap line."

Putri yang tinggi semampai dan cantik bak dewi kayangan tersenyum.

"Wajah Neng agak kusut pagi ini," goda Putri, "Kepala regu harus lebih semangat dan berseri-seri dong, Neng."

"Ah, mbak Putri bisa aja," malu-malu Neng menjawab, "Saya malah sedang bersyukur BBM ngga naik hari ini."

"Oh, masalah BBM," ujar Putri, "Nanti makan siang dengan saya ya, Neng. Tunggu di depan kantin sebelah tower."

"Ogah ah, mbak Putri," jawab Neng, "Saya malu sama temen-temen mbak Putri. Kalau kalian ngobrol juga ngga ngerti."

Putri menjawab dengan cepat, "Hari ini khusus untuk Neng dan Regu 5. Saya ngga akan bawa teman-teman CI."

Neng terheran-heran dengan Putri. Dalam batinnya dia berkata, "Mau apa dia sama gue dan anak-anak Regu 5. Aneh nih."

***

Begitu jam makan siang, semua teman-teman Regu 5 kabur. Mereka tidak mau berurusan dengan orang CI yang terkenal cerewet. Maklumlah, tugas CI kan optimasi operasional pabrik.

Neng awalnya juga ingin ikut kabur. Hanya saja dia khawatir posisinya terancam. Sebagai ketua regu, mau tidak mau, dia harus berteman dengan orang-orang kantor.

Setelah 10 menit berlalu, Neng melihat Putri datang tergopoh-gopoh.

"Maaf, Neng,"ujarnya, "Saya tertahan Ted Liu. Dia minta laporan segera selesai. Ada inspeksi dadakan dari pihak brand. Ayo kita ambil makan."

Mereka berdua berjalan menuju loket kantin.

"Ngga apa, mbak Putri," ujar Neng, "Tapi teman-teman lain sholat dan sekarang entah dimana."

Putri menjawab, "Ya sudah, tidak apa. Saya hanya ingin tanya tentang kepuasan kalian bekerja. Juga ingin tahu kondisi pribadi saja dan kenal lebih jauh. Selama ini kan kita hanya tahu tentang target, optimasi, barang ok, dan barang reject."

***

Di rumah Neng baring-baring sambil mengenang percakapannya dengan Putri.

Selama ini, orang kantor dan pabrik memang berjarak. Apalagi kalau sudah bicara tentang target bla bla bla. Urusannya bisa ribut.

Neng merasa aneh ketika Putri mengatakan jika pabrik akan mengadakan pelatihan untuk karyawannya. Apalagi pelatihannya meditasi.

Neng sendiri tidak tahu apa itu meditasi. Hanya dari kata Putri dia tahu jika itu latihan biar tidak stres.

Neng mengingat perkataan Putri, "Ya, Neng. Nanti tiap regu bergilir mengikuti pelatihan. Ini bentuk kepedulian perusahaan untuk karyawannya. Kami mengerti keadaan sekarang sulit. Bahkan bukan hanya yang di pabrik, kami yang di kantor pun merasakan beban yang tinggi."

Batin Neng, "Gue pikir yang di kantor pada enak. Kerja aja pake AC. Baju mahal-mahal dan pake minyak wangi. Ternyata mereka juga stres kaya gue yang melarat. Kok bisa yah?"

Neng tertawa-tawa sendiri, "Hidup memang ngga mudah."

Tiba-tiba Neng ingat satu hal paling menggelikan. Putri mengatakan, "Menurut Charles Darwin, it is not the strongest of the species that survives. It is the one that is most adaptable to change." (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun