Di 2 tahun percobaan pengolahan kemasan sekali pakai, saya temukan konsumen barang-barang recycle kurang luas. Hal ini dikarenakan harganya yang cukup tinggi. Bahkan kelompok-kelompok pengolah sampah pun jatuh bangun di masalah pembiayaan.Â
Saya bersyukur ada almarhum Ibu, yang dulu terus memberi semangat dan mendukung cita-cita saya. Kemudian adik saya, Hensy, dan sahabat saya, Astrid Carmellita, mereka jadi pelanggan setia. Juga Puteri Kecil yang membantu saya memunguti sampah-sampah plastik.
Setidaknya, sudah ada 1.000.000 kemasan yang sudah berhasil saya ubah menjadi tas, dompet, tikar, tempat tissue, cover Alkitab, cover galon air, dan keranjang.
Bagaimana Anda mengatasi masalah sampah kemasan plastik sekali pakai?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H