Sore itu cerah. Jam 16:00, saya dan putri kecil akan membawa jalan anjing-anjing.
Jam 15:00 Cody bangun dari tidur siang. Dia menatap kami, menantikan jatah snack-nya.
Saya tergesa-gesa mempersiapkan pir dan apel. Berharap rutinitas sore kami dapat segera selesai.
Pikiran saya penuh dengan kesetaraan gender. Dan keinginan saya hanya satu, menuliskan ide-ide itu sebelum ia menguap.
Wanita dapat membawa dampak besar bagi negara.
Sumbangan pendapatan perempuan.
Indeks Pemberdayaan Gender.
DKI Jakarta, Banten.
38,36%.
Kami melewati kerumunan laki-laki. Cody memasang posisi pup.
Aduh, Cody. Mengapa harus pup disini sih.
"Emang bisa sendiri?" kata seorang laki-laki dengan nada galak.
"Hahaha," paduan tawa teman-temannya.
Seorang laki-laki lain menyapa saya, "Selamat sore, Bu."
Saya layangkan senyum dan anggukkan kepala. Rasanya malas untuk menjawab. Mereka toh sedang mengolok-olok saya.
Secepatnya saya bersihkan pup Cody. Ingin berlalu dan tak larut dalam emosi. Cemoohan ini basi.
Dasar laki-laki tukang gosip!
Dasar laki-laki tukang intip!Â
Apa sih yang salah dari selibat? Saya toh sudah menikah 2 kali. Ada anak pula, yang harus saya urus.
Hei, laki-laki! Apa kalian tidak pernah merasa bersalah? Apa benar menggunakan mata kalian sembarangan?
"Mama bawa Mochi deh," kata putri kecil, memecahkan kekesalan hati. "Cody saya yang bawa. Tuh, dia ngga mau gerak kalau jalan dengan Mama. Manja!"
***
Diskriminasi gender itu nyata. Senyata matahari terbit di timur. Senyata 1 + 1 = 2.Â
Perempuan itu dapat membawa 22 pengaruh yang dahsyat. Sayangnya, seperti kata Kartini, yang benar-benar dapat menjatuhkan perempuan adalah sikapnya sendiri.
Sesungguhnya, perempuan mampu menjadi mitra kerja aktif laki-laki. Baik untuk mengatasi masalah-masalah sosial, ekonomi, ataupun politik. Dia punya potensi dan kelimpahan waktu luang untuk 'lebih berarti'.
Mari lihat angka-angka ini berbicara. Mereka mengatakan, Indonesia memiliki 37 juta harta terpendam!
Keterlibatan perempuan dalam pembangunan baru mencapai kisaran 30-an persen. Misal DKI Jakarta, Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) sebesar 38,36%.
Artinya, di DKI Jakarta, peran perempuan untuk mengambil keputusan dan terlibat dalam kegiatan ekonomi baru 38,36%.
Dengan kata lain, sejumlah 61,64% laki-laki di DKI Jakarta lebih menerima manfaat pembangunan.
Seandainya 37 juta perempuan ini melibatkan diri dalam pembangunan, maka peluang ekonomi Indonesia pulih akan lebih cepat.
Kelemahan dapat ditransformasi menjadi suatu kekuatan.
***
"Dasar janda!" cemooh tetangga usil, "Bukannya kawin lagi aja. Ini ada laki-laki yang mau, dia ngga mau. Anaknya juga ngga sekolah gitu, bego kayanya."
Entah ada masalah apa dengan tetangga ini. Setiap hari selalu usil dengan kami. Apapun yang kami lakukan, menurut mereka salah.
Bukan hanya satu orang yang usil, tapi seluruh isi rumahnya. Bahkan sering berdatangan orang-orang lain. Entah itu saudara atau teman-temannya.
Bagaimana sih mereka bisa lihat ke dalam rumah saya? Aneh!
Untuk mencurahkan perasaan kesal, saya mencatatnya di akun seorang sahabat. Tiba-tiba gawai menampilkan notifikasi telpon.
Hari-hari ini Papa sering telpon. Bahkan sehari setelah ulang tahun saya, dia memberi amanat di WA. Hal yang nanti harus saya lakukan jika beliau meninggal.
Sekarang apa lagi nih ceritanya?
"Ini Papa pesen," ujar Papa melalui telpon. "Nanti, kalau Papa sudah ngga ada, kamu harus ingat Ivone. Dia itu kan ngga bisa apa-apa, tapi tetap adik kamu."
Wah, sudah berubah. Cukup ingat, ngga perlu pelihara Ivone.
Syukurlah. Keadaan kami memang masih naik turun. Belum stabil dan belum bisa membuat prediksi masa depan.
Ivone adalah adik tiri saya yang menderita autis. Kemampuan berkomunikasinya sangat kurang.Â
Saat Ivone kecil, dia pernah mengikuti terapi. Namun karena biaya terapi mahal, Mama angkat yang sekaligus kakak dari Papa mengambil alih tanggung jawab pelatihan Ivone.
Dari Mama angkatlah Ivone mempelajari bagaimana cara menyapu, mengepel, menyetrika, mencuci piring, mencuci baju, dan lainnya.
"Nanti Ivone mau dikirim ke Jakarta," ujar Papa. "Mama Herly sudah ngga bisa jaga dia. Biar Ivone sama Mamanya. Nanti juga sama Glen."
Waduh! Ada apa?
Mama kandung Ivone tinggal di Kemayoran. Dia bekerja di kawasan Mangga Dua dari jam 15:00 hingga 3:00 pagi.
Bagaimana caranya si Teteh jaga Ivone?
"Nanti Ivone bagaimana?" tanya saya pada Papa. "Andri kan kerja malam."
"Urusan dia deh," kata Papa. Lalu dia membicarakan hal lain.
Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus saja, sudah satu hal yang rumit. Ini jadi lebih rumit karena tambahan varian orang tua cerai.
***
Muhamad S.A.W.
Perempuan itu tiang negeri. Manakala baik perempuan, baiklah negeri. Manakala rusak perempuan, rusaklah negeri.
(Dikutip Soekarno di dalam Sarinah: Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia.)
Sebagai orang tua, perempuan akan mempengaruhi kualitas generasi penerus. Dia berperan untuk mengembangkan sumber daya manusia di masa depan.
Secara umum, perempuan mempunyai 1 tugas mulia. Berinvestasi untuk masa depan bangsa.
Tugas perempuanlah untuk mempersiapkan anak Indonesia menjadi generasi tangguh. Agar tulang punggung negara mampu menghadapi peluang dan tantangan di masa depan.
Secara khusus, perempuan memiliki 3 proyek besar:
- Mempersiapkan generasi yang berumur panjang dan hidup sehat.
- Membangun generasi berahlak dan berpengetahuan.
- Melatih generasi pekerja yang kreatif dan tangguh.
Mengawal tumbuh kembang dan memenuhi hak anak sejak dini adalah modal utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.
BPS melansir jika rasio jumlah anak perempuan dan laki-laki adalah 100 : 105. Namun, kualitas kesehatan dan pendidikan anak perempuan lebih baik dari anak laki-laki.
Hal ini ditunjukkan lewat nilai capaian Human Capital Index (HCI) anak perempuan yang lebih tinggi.
Angka-angka ini memperlihatkan potensi pemberdayaan perempuan. Yang artinya, di masa depan, peluang perempuan untuk memegang peranan dalam pembangunan lebih besar daripada laki-laki.
***
Bill Gates
A warmer world will be problematic for relatively well-off farmers in America and Europe, but potentially deadly for low-income farmers in Africa and Asia.
The closer you live to the Equator, the worse the effects of climate change will be. Droughts and floods will become more frequent, wiping out harvests more often. Livestock will eat less and produce less meat and milk. The air and soil start to lose moisture, leaving less water available for plants.
(Di dalam A warmer world will hurt this group more than any other. Sumber: www.gatesnotes.com)
Bukan hanya masalah anak, pemuda, difabel, ekonomi, atau aktualisasi diri, perempuan punya masalah yang lebih pelik. Seiring dengan perubahan iklim, akan ada krisis energi dan pangan di depan mata.
Menghadapi permasalahan hidup, perempuan tidak dapat tinggal diam. Ketika dia acuh, dampaknya bukan hanya untuk keluarga, tetapi menghancurkan negara.
Seperti yang dikatakan Soekarno, dalam Sarinah, bahwa persoalan perempuan adalah persoalan masyarakat.Â
Waktu tidak dapat diputar kembali ke masa lalu. Semua orang, termasuk perempuan, sudah terperangkap dalam satu masalah pelik tanpa solusi. Pada akhirnya, dunia memang ditakdirkan punah.
Sebelum dunia benar-benar punah, perempuan bertugas menjadi agen perubahan. Sadar akan adanya masalah pelik merupakan titik awal yang baik.
Dengan demikian, perempuan dapat hidup lebih bijak. Mempertimbangkan dan memilih gaya hidup yang lebih baik. Mengembangkan seluruh kemampuan dan potensi diri, agar hidupnya mempunyai lebih banyak arti dan bahagia.
Dalam kebahagiaannya, perempuan adalah mahluk yang luar biasa. Dia terlahir sebagai orang nomor dua, penolong. Dia dapat berkiprah di bidang apapun.Â
Perempuan-perempuan muda dapat menggali bakatnya. Belajar dan bekerja di bidang apapun. Mengerahkan talenta agar hidupnya tidak menambah panjang daftar krisis.
Perempuan-perempuan beranak dapat bertindak sebagai pemimpin untuk anak. Dia dapat memandu anak-anaknya ke arah kehidupan yang lebih berbudi. Lebih dekat pada Sang Pencipta.
***
Kesempatan memangku Presidensi G20 akan membawa Indonesia selangkah lebih terkenal. Adanya peluang-peluang usaha baru, terobosan-terobosan teknologi, atau memperkuat kemitraan.
Seperti dilansir oleh Bank Indonesia, bahwa G20 mewakili lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% Produk Domestik Bruto (PDB).
Imbas G20 untuk perempuan Indonesia serta ekonomi inklusif untuk perempuan, pemuda, dan kaum difabel akan ada.Â
Untuk dapat merasakan manfaat G20, perempuan perlu punya investasi pengetahuan. Tanpa ilmu yang cukup dalam era globalisasi, perempuan jadi tidak berdaya.
Masalah yang perempuan hadapi serupa dengan persoalan hidup Harry Potter. Pelik dan tidak ada habisnya. Tetapi, dilema-dilemalah yang membuat film itu jadi menarik.
Untuk bebas dari masalahnya, Harry Potter sungguh-sungguh belajar ilmu sihir. Sebab yang akan dia lawan adalah Voldemort, seorang ahli sihir kawakan.
Hingga akhirnya, tidak ada pilihan lain untuk Harry Potter. Dia bertemu empat mata dengan Voldemort. Mereka bertarung sengit.
Pertarungan itu berlangsung lama. Harry Potter kalah, lalu hampir menang. Setelah itu Harry Potter kalah lagi, tapi menang sedikit.
Adegan itu berulang terus. Sampai di titik Harry Potter kehilangan harapan. Dia mengerahkan seluruh kekuatan dan pengetahuannya.
Mengejutkan! Harry Potter menang! Voldemort, si penyihir terhebat dan ditakuti seantero, kalah telak oleh seorang remaja.
Begitu pula dengan perempuan. Masalah perempuan hanya dapat diselesaikan oleh perempuan itu sendiri.
Jika seorang perempuan tidak mau bertarung untuk dirinya sendiri, siapa yang dapat menjamin kesejahteraannya terus menerus?
Begitupun saat menghadapi isu krisis energi dan pangan. Tidak mungkin semua perempuan menjadi minimalis dan vegetarian.
Setiap perempuan hendaknya mencari jalannya masing-masing. Berlainan cara, yang penting hemat energi dan pangan.
Kunci menghadapi masalah apapun adalah tetap tenang. Di dalam hati yang tenang ada kekuatan untuk menghadapi tantangan apapun. (*)
Jangan takut tumbuh perlahan, takutlah hanya berdiri diam. (Pepatah Cina Kuno)
#event
#blogcompetition
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H