Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah sebagai Tempat Mengasah Keterampilan Hidup

12 Juni 2022   15:15 Diperbarui: 12 Juni 2022   15:35 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi judul artikel yang diolah kembali. | Sumber: www.freepik.com

***

Kelak, saya akan dihadapkan pada pertanyaan:

Sekolah Swasta atau Sekolah Negeri?

Dengan latar belakang terdidik di sekolah swasta, saya cenderung memilih sekolah swasta untuk putri kecil. 

Dengan pengalaman menjadi teacher's pet alias satu-satunya murid, putri kecil akan sulit menyesuaikan diri di suasana kelas yang terlalu ramai. Kemudian, putri kecil juga terbiasa dengan pola belajar yang disesuaikan dengan kekuatan tipe belajarnya (visual-audio-kinestetik).

Disamping itu, ada juga beberapa bahan pertimbangan lainnya, seperti:

Kelebihan sekolah swasta:

  1. Fasilitas memadai
  2. Guru profesional
  3. Cara belajar umumnya lebih menyenangkan dan beragam
  4. Jumlah murid dalam 1 kelas umumnya lebih sedikit

Kekurangan sekolah swasta:

  1. Biaya tinggi
  2. Pergaulan terbatas
  3. Agak sulit untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri

Kelebihan Sekolah Negeri:

  1. Biaya ringan
  2. Punya prestise
  3. Kurikulum berstandar nasional
  4. Pergaulan lebih luas
  5. Lebih mudah untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri

Kekurangan Sekolah Negeri:

  1. Fasilitas kurang mendukung
  2. Menggunakan sistem zonasi
  3. Sistem belajar yang sama rata
  4. Jumlah murid dalam 1 kelas tergolong banyak

Dari kelebihan dan kekurangan tersebut, yang lebih saya butuhkan dari sekolah adalah fungsinya sebagai media untuk mengasah keterampilan hidup anak. Sebab kelak, anak akan menghadapi kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat.

Sehingga, tujuan saya mengirim anak ke sekolah bukan untuk menitipkan anak, ataupun menempanya menjadi atlit olah raga otak. Tetapi mengobservasi perkembangan karakternya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun