Dari penjelasan Seph, saya coba melakukan self-healing, menyembuhkan mental saya dari kepahitan. Selain itu,
saya juga berusaha memahami tentang suatu kualitas untuk menghadapi stres dan masalah, yaitu resilience (ketangguhan).
Apa Itu Resilience?
Resilience means “bouncing back” from difficult experiences. (American Psychology Association)
Resilience is one of the most powerful survival skills we have as humans. (Seph Fontane Pennock)
Merriam Webster melansir jika kata resilience berasal dari bahasa Latin, resilio, yang artinya ‘memantul’ atau
‘elastis’.
Resilience adalah proses bagaimana seseorang mengumpulkan keping demi keping dirinya yang rusak akibat ‘tumbukan’ masalah*, dan kembali menjalani hidup.
-----
*trauma, tragedi, intimidasi atau stres berat (seperti: masalah keluarga, masalah relasi, masalah kesehatan, masalah pekerjaan, dan tekanan ekonomi)
-----
Mengapa Resilience Penting?
1. Kualitas resilience membuat individu yang ‘rusak’ dapat tenang mengelola pikirannya setelah kejadian negatif. Dan motivasi untuk tetap tenang itu bangkit dari dirinya sendiri.
2. Resilience mendorong seseorang membuka diri untuk menerima energi positif, menerima kelemahan, dan kekalahannya dari himpitan beban. Yang hasilnya, dia menjadi pribadi yang tegar.
3. Resilience adalah suatu seni hidup. Sebagian dari kualitas ini pada diri seseorang bersifat permanen dan tidak berubah, selebihnya dapat dipelajari melalui latihan.
Elemen Resilience
Pada saat menghadapi masalah atau trigger, saya menemukan jika resilience dipengaruhi 5 elemen:
1. Fisik
Energi, kesehatan, dan vitalitas seseorang saat menghadapi masalah menentukan tingkat ketangguhan. Saat energi dan vitalitas tinggi, juga sehat, seseorang akan lebih tangguh menghadapi persoalan.
2. Mental