Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ayo, Optimasi dan Cek Ulang Goal Setting!

28 Februari 2022   06:00 Diperbarui: 28 Februari 2022   08:39 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi goal setting.| Sumber: Freepik

"Hari gini bahas Goal Setting?! Telat, dong. Seharusnya tuh di bulan Januari."

Di akhir Desember 2021, kata goal setting mulai muncul di satu dua email. Kemudian di awal Januari 2022, kata itu menjadi subject yang paling populer di banyak email.

Seph Fontane Pennock mengatakan jika goal setting penting. Goal Setting dapat membangkitkan motivasi, mempertahankan fokus, dan menolong kita menemukan solusi suatu masalah.

Apa Itu Goal Setting?

Dulu saya pernah bermimpi, namun tidak mengerti bagaimana membuat mimpi itu menjadi suatu kenyataan. Maklumlah, saya adalah INFJ yang tahunya hal yang global dan kurang memperhatikan hal yang detail.

Perlahan-lahan saya belajar, hingga akhirnya saya menemukan jika goal setting adalah strategi untuk mencapai target di masa depan dengan menentukan batasan waktu.

Mengapa Goal Setting Penting?

Goal Setting menjadi penting karena berperan sebagai motivator saat kita ingin memperbaiki hidup dan mempelajari keahlian-keahlian baru. 

Misalnya di tahun 2000, saya dan putri kecil sering sakit. Saya lalu menargetkan untuk sehat. 

Di situlah, goal setting menjadi penuntun fokus saya. Selangkah demi selangkah, juga dengan bantuan dari seorang sahabat dan orangtua saya, kami berdua dapat hidup lebih sehat.

Bagaimana Menyusun Goal Setting?

Modal dasar menyusun goal setting adalah perencanaan, motivasi, pengaturan waktu, fleksibel, komitmen, dan fokus.

Lalu, ada 3 jenis Goal Setting, yaitu:

  1. Time Goal
  2. Focus Goal
  3. Topic-Based Goal

Time Goal, yaitu menyusun goal setting jangka pendek atau jangka panjang. Atau biasanya mulai dengan menetapkan goal jangka panjang (tahun), yang kemudian dipecah-pecah ke dalam jangka pendek (bulan dan minggu).

Focus Goal, jenis ini menyangkut hal yang besar, misalnya mengubah gaya hidup dan dampaknya di masa depan. Dan jenis ini perlu dirancang untuk jangka panjang. Yang kemudian langkah-langkah nyatanya perlu dijabarkan dengan detail.

Contohnya, "Saya akan menulis novel dan mempublikasikannya tahun depan."

Mulai dari pelatihan menulis, penelitian untuk menyusun novel, bagaimana membiayai hidup saat menulis novel tersebut, bagaimana gaya hidup saat menyusun novel, hingga penerbitan dan publikasinya tahun depan, semua harus diurai dan diatur waktunya.

Topic-Based Goal, tipe ini hanya mengatur satu area yang sempit. Misalnya saja, karier, hubungan dengan anak, hubungan dengan suami, atau keuangan.

Sebuah goal setting yang baik, setidaknya terdiri dari kombinasi 2 jenis di atas.

Bagaimana Merealisasi Goal Setting?

... finding a healthy balance between two extremes. (Seph Fontane Pennock)

Saat melaksanakan goal, akan ada 2 kemungkinan yang terjadi. 

Yang pertama, kurang fokus dengan goal. Yaitu tidak memberi alokasi waktu dan energi yang cukup untuk meraih goal, dan hanya fokus pada masalah-masalah hidup yang sedang dihadapi.

Ilustrasi kurang fokus dengan goal. | Sumber: PositivePsychology.com
Ilustrasi kurang fokus dengan goal. | Sumber: PositivePsychology.com

Kemungkinan kedua, terlalu fokus pada goal. Pikiran dan tenaganya tercurah untuk masa depan, namun mengabaikan keberadaan dan kesejahteraan di saat ini.

Ilustrasi terlalu fokus dengan goal. | Sumber: PositivePsychology.com
Ilustrasi terlalu fokus dengan goal. | Sumber: PositivePsychology.com

Fokus pada goal dengan penuh kesadaran adalah cara terbaik merealisasikan goal setting. Ada keseimbangan untuk memperhatikan kesehatan hidup (sehat fisik, sehat mental, dan sehat finansial) di saat ini sambil berusaha mencapai goal di masa depan.

Langkah terbaik merealisasikan goal setting:

  1. Visualisasikan goal, lewat mencatatnya atau membuat print-out.
  2. Ubah perencanaan goal di atas kertas menjadi aksi nyata.
  3. Catatlah kemajuan atau kemunduran hasil.
  4. Evaluasi Goal Setting tersebut secara berkala (per minggu, per bulan).
  5. Hargai keberhasilan untuk setiap kemajuan dan segera lakukan perbaikan jika terjadi kemunduran.

***

Jadi, Kompasianer jangan kaget kalau saya angkat tentang goal setting di akhir Februari 2022. Mungkin ini saatnya untuk optimasi dan cek ulang goal setting.

Alasan saya menulis artikel ini pun sebagai bahan refleksi di akhir bulan. Sekalian saya pun mengecek kembali hal-hal yang maju atau mundur.

Kita semua pasti punya mimpi atau harapan untuk masa depan. Dengan munyusun goal setting, kita melatih kemampuan membuat rencana dan memaksa diri meraih asa.

Mari ceritakan pengalaman Kompasianer di kolom komentar. Bagaimana Kompasianer mengubah goal setting menjadi kisah sukses? (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun