Di Hari Gizi 2022, saya teringat pengalaman di masa lalu.
Dulu, julukan ‘si endut’ begitu akrab di telinga saya. Dan faktanya, memang berat badan saya mencapai 100 kg, di umur 16 – 18 tahun.
Indeks Massa Tubuh saya di saat itu 34,6. Sehingga, saya termasuk dalam kategori obesitas.
Apa itu obesitas?
Menurut WHO, obesitas adalah suatu kelainan tubuh atau penyakit. Namun, obesitas bukan penyakit yang menular.
Tanda jika seseorang obesitas adalah ada penimbunan lemak di tubuh dan berat badan yang berlebihan. Selain itu, indikasi obesitas juga dapat diketahui dari nilai Indeks Massa Tubuh lebih dari 30.
Penyebab obesitas yaitu terlalu banyak makan dan kurang bergerak. Yang mengakibatkan lemak dan gula di dalam tubuh tertimbun.
Dan ternyata, menjadi obes itu berbahaya. Sebab obesitas membuat penderitanya beresiko mengalami penyakit-penyakit serius. Misalnya saja, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, mendengkur, osteoporosis, dan peyempitan pembuluh darah.
Obesitas dalam Angka
WHO melansir, dulu obesitas adalah masalah negara yang gaji penduduknya tinggi. Tetapi sekarang, obesitas
berkembang pesat di negara-negara yang gaji penduduknya rendah atau menengah.
Di tahun 2016, 650 juta penduduk dunia menderita obesitas. Atau sekitar 13% populasi penduduk dewasa di dunia.
Sedangkan di tahun 2019, ada sekitar 38,2 juta anak balita mengalami obesitas. Dimana angka ini bertambah 24% sejak tahun 2000.