Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengintegrasikan Meditasi dalam Aktivitas Sehari-hari

16 Juli 2020   15:55 Diperbarui: 17 Juli 2020   19:57 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ehipassiko, suatu istilah yang berupa ajakan terbuka kepada semua orang. Artinya, hampir mendekati 'datang dan lihatlah'.

Dimana semua orang disarankan tidak sekedar percaya buta. Mempercayai sesuatu tetapi hanya mendengar pengalaman orang lain. Atau, mempercayai sesuatu tetapi hanya membaca pengalaman orang lain.

Percaya yang benar adalah mengalami sendiri. Sebab pengalaman adalah bukti otentik yang diperoleh dari verifikasi, pemeriksaan, atau penyelidikan terhadap sesuatu.

Begitu pula halnya dengan meditasi. Apakah meditasi dapat menjadi alat untuk memperbaiki akhlak? Apakah meditasi dapat menyembuhkan penyakit? Ini harus dibuktikan sendiri, dengan cara mempraktekkannya.

Intisari Meditasi

Meditasi adalah suatu cara mendisiplinkan tubuh dan jiwa. Yang tujuan utamanya adalah menyeimbangkan emosi negatif dan emosi positif di dalam diri seseorang.

Caranya dengan menenangkan dan mendamaikan dirinya. Tidak menginginkan emosi positif. Juga tidak menolak emosi negatif. Keduanya diterima apa adanya, sebagai suatu kenyataan.

Saat emosi-emosi diterima dan dipahami, maka seseorang akan menyingkap suatu kebenaran baru. Ada satu atau banyak hal tentang dirinya yang akan berubah.

Perubahan tersebut dapat terjadi pada moral atau akhlaknya, bisa juga berimbas pada kesehatannya. Sebab emosi mempengaruhi kesehatan tubuh dan kondisi aktual tubuh pun mempengaruhi emosi.

Seseorang dikatakan tenang seimbang, saat dia dapat mengerti emosi positif dan negatif dari luar dirinya atau yang timbul dari dirinya sendiri.

Tenang seimbang adalah kondisi seseorang merasakan kebahagiaan. Di momen inilah energi-energi positif di dalam diri meditator dapat menyembuhkannya dari dalam. Atau disebut dengan self-healing.

Energi-energi positif juga dapat dialirkan keluar dari tubuh meditator. Inilah yang disebut dengan loving-kindness. Dimana energi-energi yang mengalir keluar dapat berguna untuk orang lain.

Baca: Ayo, Berlatih Meditasi Loving-Kindness!

Mengapa meditasi perlu diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari?

Meditasi adalah latihan yang bermanfaat untuk menyehatkan mental dan tubuh. Prinsip-prinsip dalam meditasi adalah hal-hal yang baik dan berguna. Sehingga praktek meditasi akan optimal jika diintegrasikan dalam aktivitas sehari-hari.

Ada 5 sila atau aturan moral yang menjadi dasar meditasi, yaitu hindari membunuh, hindari mencuri, hindari berbohong, hindari aktivitas seksual, dan hindari zat memabukkan.

Kelima sila tersebut adalah topik seputar moralitas umum yang berlaku untuk semua ajaran agama dan kepercayaan di Indonesia.

Menjalankan sila akan mempengaruhi pikiran meditator. Saat semua sila dipenuhi, pikiran meditator akan tenang. Hatinya tidak merasa bersalah dan tertuduh.

Dengan adanya tuntutan memenuhi 5 sila, bukankah meditasi menjadi hal yang baik untuk meluruskan cara bersikap saat melakukan  aktivitas sehari-hari?

Hal baik berikutnya dari meditasi adalah prinsip mindfulness. Dimana mindfulness adalah membawa pikiran hanya ke 'saat ini'. Sehingga saat melakukan aktivitas sehari-hari, meditator mampu berpikir lebih jernih.

Berpikir lebih jernih maksudnya, mengerti apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan. Lebih berhati-hati saat bersikap, sadar ada hal-hal yang boleh dilakukan dan ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan.

Apa manfaat mengintegrasikan meditasi dalam kehidupan sehari-hari?

Mengintegrasikan meditasi dalam pekerjaan dan kegiatan sehari-hari akan mengoptimalkan aktivitas. Meditator mencurahkan seluruh energinya untuk aktivitas tersebut. Menghargai setiap momennya sehingga ada kepuasan bekerja.

Selain itu, mengintegrasikan meditasi adalah strategi untuk mengurangi tekanan-tekanan yang timbul dari dinamika aktivitas rutin. Sekaligus meningkatkan ketangguhan saat menghadapi masalah-masalah.

Bermeditasi sambil beraktivitas melatih konsentrasi saat diam atau bergerak. Sekaligus memblokir pikiran-pikiran negatif. Sebab pikiran sibuk memikirkan pekerjaan juga menganalisa tiap sensasi yang timbul akibat aktivitas dan suara-suara di sekeliling.

Menjadikan meditasi bagian dari aktivitas membuat seseorang lebih memahami hal-hal yang terjadi di sekelilingnya. Apa pengaruh energi-energi di tempat itu untuk dirinya dan untuk rekan-rekan kerjanya.

Situasi yang baik atau buruk di tempat kerja, banyak atau sedikitnya beban kerja, dan kondisi kerja yang sunyi atau bising, semuanya dapat dipakai untuk mengamati sensasi-sensasi yang timbul.

Begitu pula saat adanya friksi dengan rekan kerja. Mengintegrasikan meditasi dapat membuat meditator sadar akan pengaruh perselisihan terhadap tubuh dan kesehatannya. Setiap energi negatif, baik dari luar atau dari dalam, akan menimbulkan penyakit.

Dengan menikmati setiap momen aktivitas, meditator akan memiliki kesadaran-kesadaran baru tiap saat. Sehingga meditator mampu mengendalikan seluruh aspek kehidupannya.

Misalnya saja, meditator jadi memiliki strategi bagaimana menjaga kesehatan dan sistem imun tubuh. Atau tahu bagaimana mengontrol karakternya yang kurang baik. Juga mampu mengendalikan nafsu seks.

Bagaimana mengintegrasikan meditasi dalam kehidupan sehari-hari?

Menciptakan ketenangan pikiran adalah senjata yang ampuh untuk mengamati sensasi-sensasi dan emosi-emosi. Artinya, perlu disiplin menjalankan 5 sila.

Berikutnya adalah menjadi master atas pikiran sendiri atau menguasai pikiran. Maksudnya adalah memusatkan perhatian pada realita yang muncul pada dirinya. Sampai akhirnya mengerti sifat-sifat alami yang menyertai tiap realita.

Tahap akhir adalah mengembangkan tenang seimbang dan menyebarkan energi positif untuk orang-orang di sekitar. Sayangnya, tenang seimbang bukan suatu kondisi yang kekal. Sebab tahap-tahap meditasi berupa siklus, tidak memiliki akhir. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun