"Kata Miss, merokok dosa. Tuh, Opa masih hidup!" Kata seorang bocah.
"Maksud kamu?" Tanya saya.
"Miss yang tulis di Kompasiana. Merokok itu dosa. Tapi Opa enggak mati, berarti enggak dosa dong." Jawab si bocah.
Astaga, bocah kecil ini dibebaskan orang tuanya melakukan apapun. Padahal blog di Kompasiana ini, minimal konsumsi remaja, bukan anak-anak. Seharusnya, orang tua yang baca dan sampaikan informasi penting pada anak.
***
Hubungan Allah dan Manusia di Perjanjian Lama
For the wages of sin is death
ESV, Roman 6 : 23a
Upah dosa itu maut. Tetapi maut itu tidak seketika. Dari waktu ke waktu, jarak dosa ke maut itu semakin lama.
Di Perjanjian Lama, Tuhan dan manusia berjarak, tetapi begitu akrab. Hingga Abraham disebut sahabat Allah. Nuh disebut kesayangan Tuhan.
Tuhan memperlihatkan keagunganNya lewat mujizat-mujizat. Sehingga manusia di jaman itu begitu takjub. Sebab yang dilakukanNya begitu dahsyat.
- Laut terbelah oleh tongkat Musa.
- Anak laki-laki sulung di seluruh Mesir meninggal.
- Api turun dari langit membakar korban persembahan Elia.
- Anak laki-laki yang kepalanya tersambit parang dihidupkan oleh Elisa.
- Dan sebagainya.
Begitu pula, ketika Tuhan marah. Dia dapat langsung membunuh manusia. Tanpa ampun.
- Air bah, di jaman Nuh.
- Ratusan nabi-nabi Baal dan Asyera dibunuh, di jaman Elia.
- Satu generasi Israel dibunuh karena melawan Tuhan di padang gurun, sebanyak tiga kali kejadian.
- Dan lainnya
Sehingga, sebagian orang di masa lalu ngeri untuk berbuat dosa. Namun, banyak pula yang tetap melawan Tuhan. Meskipun mereka melihat jelas bukti kebesaran sekaligus kemarahan Tuhan.
Hubungan Allah dan Manusia di Antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru, ada rentang sekitar 2000-an tahun. Di masa ini, banyak ditemukan tulisan-tulisan profetik. Namun anonim dan tidak terlacak hubungannya dengan naskah-naskah yang sudah terkumpul.
Akibatnya, selama 2000-an tahun, tidak ada pewahyuan yang jelas. Sejarah pun mencatat, dimasa ini terjadi saat yang kelam.
Manusia berbuat semaunya dan asusila. Pemerintahan-pemerintahan di dunia kacau balau. Terjadi masa perekonomian yang sulit.
Hubungan Allah dan Manusia di Perjanjian Baru
Untuk sebagian orang, lahirnya Mesias adalah berita gembira. Terlebih untuk para gembala dan nelayan. Mereka yang secara ekonomi termasuk kelas bawah.
Isa Almasih, menjadi tersohor sebab mengadakan mujizat. Dia mengenyangkan perut-perut yang kelaparan. Membawa angin segar bagi mereka yang hidupnya berat.
Kesembuhan jasmani, setan-setan yang terusir, mengampuni dosa, hingga membangkitkan yang mati. Itu menjadi berita yang mengalahkan perpolitikan saat itu. Isa Almasih jadi lebih tenar daripada aktor politik.
Hingga akhirnya, Dia dibunuh dan disalibkan karena terlalu kontroversial. Padahal tidak ditemukan satu kesalahan pun.
Karya Penebusan Allah
Untuk beberapa kelompok, kematian Isa Almasih berarti seluruh dosa mereka telah ditebusNya. Apapun yang mereka lakukan dalam hidup, sah. Sekalipun melakukan dosa.
And by that will we have been sanctified through the offering of the body of Jesus Christ once for all.
ESV, Hebrews 10 : 10
Dengan kata lain, Isa Almasih telah menebus dosa mereka sekali untuk seluruh dosa. Atau, mereka sudah bebas dari hukuman dosa.
Apakah Isa Almasih menebus seluruh dosa sejak seseorang hidup hingga mati? Tidak.
Isa Almasih membayar dosa seluruh umat manusia. Dosa yang tidak dapat ditanggung oleh manusia. Yaitu dosa yang diturunkan dari Adam dan Hawa, dosa keturunan, dosa bangsa, dan dosa komunitas.
For if we go on sinning deliberately after receiving the knowledge of the truth, there no longer remains a sacrifice for sins, but a fearful expectation of judgement, and a fury of fire that will consume the adversaries.
ESV, Hebrews 10 : 26 - 27
Orang yang telah tahu arti kematian Isa Almasih, seharusnya tidak lagi melakukan dosa. Jika seseorang tahu kebenaran, tetapi mengabaikannya, dia tidak layak diampuni.
Ini berlaku untuk semua dosa yang disengaja. Bukan hanya merokok.
Tuhan Diam dan Malaikat Mencatat
Waktu selalu berulang. Saat ini, waktu tampak mirip dengan waktu diantara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Orang-orang beribadah, tetapi tidak merasakan getarnya. Berbuat benar dan berbuat salah, hasilnya sama saja. Bahkan yang sengaja melawan Firman Tuhan justru yang diuntungkan.
Orang yang menuruti Firman, justru tertindas. Tidak ada keadilan. Hidup semakin sengsara jika ingin benar.
Tuhan diam. Tuhan tidak berbuat apapun. Tetapi malaikat mencatat. Sebab manusia sudah tidak terikat dosa.
Apa yang manusia tidak sanggup, sudah Tuhan hapus semua. Sehingga manusia memiliki kebebasan seutuhnya. Belenggu dosa sudah dipatahkan.
Saat ini, manusia bebas menentukan. Apakah dengan sadar menjauhi dosa. Ataukah mengikat diri dengan dosa.
Dapatkah manusia bebas dari dosa? Tidak. Tetapi manusia dapat berusaha tidak melakukan dosa dengan sengaja.
Jadi, ketika berbicara tentang dosa, upah dosa belum tentu kematian. Tetapi satu yang pasti, terus menerus membuat dosa, akan membawa manusia ke dunia orang mati.
Hati nuraninya tidak lagi berfungsi. Tumpul. Bias menentukan benar atau salah, boleh atau tidak. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H