Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Miss, Emang Kita Enggak Boleh ML?

16 Juni 2020   13:08 Diperbarui: 16 Juni 2020   13:13 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi | Sumber: shutterstock.com

Ya, enggak lah!!!

Orang tua, rasa ingin tahu anak-anak tentang seks besar. Tanpa kita, orang tua, anak-anak dapat tersesat. Di luar rumah, ada berbagai ajaran yang tidak jelas.

Andalkan diri kita untuk memberikan hal yang paling dasar. Sebab mereka adalah darah dan daging kita. Tentu kita ingin mereka tumbuh normal, memiliki orientasi seks yang benar, dan mengerti tentang seks dasar.

Mari, segera berikan pendidikan seks!

Pendidikan Seks

Sejak dini, anak-anak perlu mengetahui pendidikan seks. Dalam kerangka teori dan dengan tujuan edukasi. Memberikan wawasan keamanan, kebersihan, dan kesehatan.

Seks itu bukan hal yang tabu. Anak-anak harus tahu secepatnya agar mereka dapat melindungi diri. Tanpa pengetahuan seks, anak-anak dapat menjadi sasaran pelecehan seksual.

Yang perlu anak-anak ketahui adalah alat kelamin mereka. Bagaimana mereka menjaganya? Apa yang perlu mereka lakukan jika privasi alat kelaminnya dilanggar?

Misalnya, ada anak lain atau orang dewasa, yang dengan sengaja meraba, meremas, memegang, atau bahkan membuka dengan paksa pengaman alat kelamin mereka.

Seorang ibu perlu menjelaskan hal ini kepada anak perempuannya. Seorang ayah perlu mengajarkan pendidikan seks kepada anak laki-lakinya.

Anak-anak juga perlu dididik sejak dini untuk memelihara alat kelamin mereka. Menjaga kebersihannya. Juga menjaga kesehatannya.

Hubungan Seks

Yang boleh melakukan 'ML' atau hubungan seks adalah pasangan suami isteri. Anak-anak hingga dewasa tapi belum menikah, tidak boleh melakukan hubungan seks.

Di luar ikatan pernikahan, hubungan seks antara laki-laki dan wanita adalah berjinah. Pasangan suami-isteri Tidak boleh berganti-ganti pasangan. Suami hanya boleh berhubungan seks dengan isterinya. Isteri hanya boleh bersetubuh dengan suaminya.

"The husband should give to his wife her conjugal rights, and likewise the wife to her husband.
For the wife does not have authority over her own body, but the husband does. Likewise the husband does not have authority over his own body, but the wife does.
Do not deprive one another, except perhaps by agreement for a limited time, that you may devote yourselves to prayer; but then come together again, so that Satan may not tempt you because of your lack of self-control.
"
ESV, 1 Corinthians 7 : 3 - 5

Masturbasi dan Onani

Anak-anak otomatis tahu bahwa ada sensasi menyenangkan saat memegang alat kelamin mereka sendiri. Bahkan mereka akan tahu masturbasi dan onani, tanpa perlu guru.

Anak perempuan akan paham bahwa ada sensasi menyenangkan, ketika puting susu tergesek kain baju. Ketika mandi dan membersihkan daerah saluran kencing, gesekan tangannya membangkitkan rasa mengairahkan.

Anak laki-laki akan mengalami kencing basah. Mereka jadi tahu bahwa penis dapat menegang dan memanjang.

Ketika mandi, gerakan membersihkan penis dengan sabun dapat membuatnya tegang. Mengocok penis dengan bantuan sabun menimbulkan sensasi menyenangkan.

Orang tua berperan untuk menjelaskan hal ini pada anak. Tanpa menyalahkan mereka, orang tua harus menjelaskan bahwa keinginan masturbasi dan onani adalah wajar. Setiap orang punya hasrat untuk terpuaskan secara seksual.

Namun masturbasi dan onani akan membawa efek adiktif pada anak. Apalagi mereka sedang dalam masa pertumbuhan. Gairah seks sangat besar.

Untuk mengurangi gairah seks yang berlebihan, sarankan anak untuk melakukan olah raga. Dengan beraktivitas, energi mereka akan tersalurkan keluar.

Gairah seksual yang direspon dengan masturbasi dan onani, akan semakin besar. Semakin direspon, hasrat akan semakin kuat. Sehingga tinggi kemungkinan untuk anak jatuh dalam dosa persetubuhan di luar nikah.

Meditasi untuk Meredam Gairah Seksual

Meditasi meningkatkan kecerdasan emosi. Mempertajam kesadaran diri, self-awareness. Juga membangkitkan disiplin pada prinsip hidup, self-regulation.

Meditasi berarti berdiam diri. Tidak berespon terhadap sensasi apapun yang hadir. Menerima sensasi-sensasi yang dirasakan alat indera.

Ketika suatu sensasi timbul, tetapi kita tidak memberi respon, artinya kita sedang mendisiplinkan diri. Kesadaran akan meningkat. Sebab otak berusaha menyeimbangkan emosi dan pikiran.

Semakin banyak sensasi yang dapat dirasakan dan dikontrol, semakin kuat self-awareness dan self-regulation. Semakin tinggi kecerdasan emosi seseorang.

Temani anak meditasi. Latih mereka untuk mengamati libido seksnya. Berikan mereka pemahaman, bahwa libido yang hanya dinikmati dan diamati, lambat laun akan berlalu.

Sifat sensasi adalah datang dan pergi, annica. Sensasi akan menetap, jika kita memberi respon. Tetapi ketika kita tidak memberi respon apapun, sensasi itu akan sirna.

Meditasi dapat dilakukan sambil duduk diam di kursi. Membatasi gerak, agar pikiran dapat fokus mengamati sensasi dan mengendalikan emosi.

Bisa juga, meditasi dilakukan sambil duduk sila. Duduk sila akan menimbulkan rasa sakit di kaki. Ini adalah tahapan lebih tinggi untuk melatih kecerdasan emosi.

Rasa sakit di kaki adalah sensasi juga. Gunanya untuk melatih ketahanan diri. Tetap teguh untuk mengendalikan pikiran dan emosi. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun