Selain belajar di dalam rumah, Robin mengadakan beberapa improvisasi. Begini penjelasannya, "Some days, we go to a coffee shop without school books and study there for a couple of hours, and then go to a park to play."
"There have even been days when we do some of our lessons in the car, at the doctor office waiting, or even at the immigration office!" kata Robin, menambahkan penjelasan.
Kegiatan belajar homeschooling dapat dilakukan dimana saja. Tergantung pada jadwal hari bersangkutan. Jika tidak memungkinkan belajar di rumah, maka kegiatan belajar dilakukan di tempat lain.
Dari pengalamannya, homeschooling ala Robin dapat dilakukan di kedai kopi atau di taman. Belajar dalam suasana informal dan tanpa buku. Bahkan, belajar dapat dilakukan di mobil, di ruang tunggu dokter, atau kantor imigrasi.
Menurut Robin, lamanya belajar untuk tiap jenjang pendidikan berbeda. Anak-anak SD belajar sekitar 2 hingga 4 jam per hari. Anak-anak SMP atau SMA belajar lebih lama, tetapi mereka mampu untuk lebih mandiri.
Anak-anak yang sangat muda, mereka butuh pengawasan yang lebih banyak dan penanganan yang berbeda. Ini penjelasan Robin, "It only takes about 45 minutes a day for kindergarten school work. Â Kindergarten is so fun, and we spend much of time playing, pretending, reading books and exploring the world around us."
Anak-anak TK hanya belajar 45 menit. Masa kanak-kanak harus diisi dengan kegiatan yan menyenangkan. Contohnya bermain, berpura-pura melakukan suatu peran, membaca buku, dan mengamati lingkungan sekitar.
Untuk menyelenggarakan homeschooling, Robin membuat anggaran 1 juta rupiah per bulan. Tapi aktualnya, Â biaya yang dia pakai kurang dari anggaran.
"I probably spend less than 1 juta a month on budget for school items for three children," kata Robin.
Penghematan biaya dapat dilakukan dengan cara reuse. Dari barang-barang bekas rumah tangga sehari-hari, pasti ada benda yang masih dapat dipakai untuk aktivitas homeschooling.