Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

New Normal: Ngeri-Ngeri, Penasaran

30 Mei 2020   05:45 Diperbarui: 30 Mei 2020   05:47 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi dua sisi dunia | www.shutterstock.com

Hidup berdampingan dengan Covid-19 adalah ide yang baik. Mengingat virus dan bakteri lain pun banyak bertebaran di sekitar kita.

Berdamai dan menerima Covid-19 akan meningkatkan sistem imun tubuh. Kita jadi siap beraktivitas di luar rumah meski Covid-19 tetap eksis.

New normal bukan sekedar wacana pelonggaran PSBB. Bukan pula pembahasan tentang pembukaan tempat-tempat umum.

Usaha menormalkan kembali kondisi subnormal atau supernormal yang sedang terjadi saat ini agar tercipta normal baru. Sehingga new normal adalah suatu standar kualitas kehidupan baru.

New Normal dan Patuh

Ketika PSBB dilonggarkan, ada 2 hal penting yang perlu kita perhatikan. Pertama, virus Covid-19 masih tetap ada.

Vaksin sedang dikembangkan, namun belum 100% berhasil. Sehingga kita harus tetap hidup waspada dan berjaga-jaga.

Kedua, hidup berdampingan dengan Covid-19 perlu cerdas. Artinya, kita harus semakin peduli dengan kesehatan. Patuhi protokol kesehatan di tempat publik. Praktekkan hidup sehat di rumah.

Tuntutan hidup di new normal adalah patuh. Mematuhi 4 hal di bawah ini adalah cerminan mental alert.

  • Menggunakan masker
  • Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer
  • Menjaga jarak dengan orang-orang di sekeliling
  • Wajib antri

New Normal dan Teknologi

Siapkah kita menghadapi era digitalisasi? Sebab new normal adalah cikal bakal dari sebuah revolusi teknologi.

Di era new normal, kita harus menerima dan menerapkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Mampukah kita beradaptasi dengan digitalisasi? Persiapkan diri dari saat ini agar siap mental saat new normal.

Melihat Kehidupan dari Sisi Lain

PSBB mengingatkan saya tentang 10 hari menakjubkan di Dhamma Java. Menyederhanakan hidup dan memperlambat gerak. Hidup dalam noble silence, berjarak, bahkan tanpa kontak fisik.

Bergerak lambat namun bukan santai dan berleha-leha. Ada satu jadwal ketat dan padat yang perlu ditaati. Ada serangkaian kegiatan yang benar-benar menyiksa. Hingga pengenalan makanan dan minuman yang memberikan wawasan baru.

Pengalaman di Dhamma Java membawa saya pada suatu perubahan. Reformasi moral dan kesehatan pribadi.

Saya juga heran bahkan terkagum-kagum. Bagaimana caranya meditasi dapat merubah saya? Sepuluh hari itu saya hanya duduk diam dari jam 4 pagi hingga 10 malam. Diselingi waktu makan, waktu istirahat, waktu mandi, dan waktu tidur.

Meditasi membatasi gerak dan memusatkan perhatian pada tubuh. Ketika gerak terbatas dan fokus sedikit, saya dapat melihat adanya masalah di tubuh.

PSBB membatasi ruang gerak dan kumpul. Kehidupan kita berpusat di rumah. Mungkinkah ada masalah di rumah?

Masalah-masalah yang ada di rumah akan mempengaruhi hidup seseorang. Standar kesehatan dan kebersihan seseorang berawal dari rumah. Standar moral dan kelakuan seseorang juga berawal dari rumah.

Saya jadi ingat materi PPKN kelas 5 SD. Ada topik Ketahanan Nasional. Salah satu faktor yang mendukung Ketahanan Nasional adalah keluarga.

Keluarga adalah tonggak negara. Kumpulan keluarga yang sehat akan membentuk komunitas yang sehat. Kumpulan komunitas yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat. Masyarakat yang sehat adalah cerminan negara yang sehat.

New Normal dan Mempercepat Hidup

Siklus memperlambat kehidupan akan segera berlalu. Indonesia sedang mengambil ancang-ancang untuk kembali bergerak cepat.

Persiapan yang matang bukan hanya tugas pemerintah. Tiap individu perlu mempersiapkan diri.

Baca juga:

Belajar dari Sejarah, Sebelum Membuka Lockdown

Dalam kecepatan gerak, akan ada banyak hal yang tidak dapat dilihat. Rutinitas, lelah mental, lelah jasmani, degradasi moral, produktivitas, dan kualitas.

Orang yang bergerak cepat, butuh orang yang bergerak lambat.

Untuk memperhatikan apa yang tidak dapat dilihat dalam kecepatan bergerak.

Orang yang bergerak lambat, butuh orang yang bergerak cepat.

Untuk menunjukkan seberapa banyak hal yang belum dikerjakannya.

New Normal dan Social Distancing

Tuntutan social distancing akan merubah berbagai macam tatanan di ruang publik. Sekaligus menjadi benih pemerataan.

Social distancing di sekolah akan membuat kapasitas tampung berkurang. Artinya, peluang membuka sekolah semakin banyak. Atau peluang homeschooling semakin besar.

Social distancing adalah janin dari lahirnya transportasi publik yang nyaman. Sekaligus membuka peluang melonjaknya kepemilikan mobil atau motor pribadi.

Kebijakan menahan harga BBM, memberi peluang hadirnya kendaraan alternatif. Ditambah kebijakan Bank Indonesia yang merendahkan suku bunga, kredit mobil hybrid akan laris.

Pembatasan jumlah pengunjung restoran akan memunculkan restoran alternatif. Atau justru akan meramaikan order di restoran online.

***

Ngeri-ngeri tapi penasaran. Ada gelitik-gelitik kecil dalam hati. Akan berhasilkah New Normal?

Apakah mungkin negara berkembang menjadi negara maju akibat bangkit dari krisis? Mungkin! Tapi ada harga yang harus kita bayar.

Pertama, patuh peraturan. Kedua, melek teknologi dan terus belajar. Ketiga, optimis dan kerja keras. Terakhir, membangkitkan dan menghidupkan kembali semangat Pancasila.

Mari bersiap-siap dan sambut new normal dengan positif. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun