Teknologi sangat membantu kehidupan saya. Sehingga saya tidak dapat melarang anak untuk akrab dengan teknologi. Selama dia tidak membuat gadget sebagai 'tuhan'.
Sejak batita, putri kecil sudah akrab dengan laptop. Bagi dia, laptop adalah tendem bernyanyi. Sekaligus pelatih bahasa Inggris.
Saya menggunakan laptop sebagai alat bantu mengajar dan alat peraga. Lewat video-video sederhana yang penuh warna, putri kecil belajar banyak hal. Huruf, angka, binatang, warna, buah-buahan, dan sayuran.
Di usia tiga tahun, putri kecil mulai mengenal film. Tentu saja saya memilihkan film-film berkualitas untuk dia tonton. Film kartun yang mengandung unsur edukasi, memberi wawasan baru, dan berbahasa Inggris.
Mendampingi anak saat menonton dan memberi penjelasan. Itu menjadi tugas tambahan yang menantang. Saya harus pintar-pintar meramu pesan moral menjadi bahan belajar yang pas.
Hingga usia putri kecil 5 tahun, gadget yang kami gunakan bersama adalah laptop. Aplikasi Kiddo Smart jadi teman belajar putri kecil. Membantunya belajar kesehatan, matematika, IPA, IPS, geografi, dan bahasa Inggris.
Saya coba melatih kesadaran dalam berteknologi. Memaksimalkan pekerjaan dengan teknologi tetapi tidak tergantung pada gawai. Kemudian saya ajarkan ini kepada putri kecil.
Anak dan Game
Dalam mengajar, saya sangat terbuka dengan game offline. Bahkan memasukkan game edukasi sebagai hiburan untuk putri kecil.
Puzzle melatih abstraksi. Putri kecil belajar menata keping demi keping puzzle hingga menjadi satu gambar utuh. Dimulai dari menata 35 keping, saat ini dia dapat menyelesaikan 140 keping dengan mudah.
Sudoku melatih berpikir logis. Awalnya, putri kecil belajar menyesuaikan warna di kotak 2x2. Saat ini, dia mampu menyesuaikan tempat dari masing-masing angka di kotak 3x3. Bahkan mampu mengerjakan kombinasi sudoku yang cukup rumit.
Game strategi My Little Pony: Friendship is Magic sangat menarik. Menyusun strategi, bersenang-senang, hingga nyanyi bersama. Itulah yang putri kecil lakukan dengan game favoritnya.