Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bijak di Tengah Ketidakpastian

19 April 2020   20:05 Diperbarui: 4 Mei 2020   05:24 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seri Hidup Bijak:

Bijak Self-Care di Tengah Ketidakpastian

Bijak Health-Care di Tengah Ketidakpastian ( bagian 1)

---------------


Saat ini, banyak orang yang harus mengalami perubahan kondisi. Orang-orang yang awalnya bekerja, saat ini tidak memiliki pekerjaan. Ada karyawan yang masih beruntung memiliki pekerjaan, namun terpaksa bekerja dari rumah. Guru-guru sekolah harus mempelajari teknologi dan mengembangkan cara baru untuk menyampaikan pelajaran secara online. Para pelajar yang awalnya terbiasa dengan sistem belajar tatap muka, kini harus terbiasa menatap komputer atau layar handphone.

Perubahan kondisi ini terjadi secara tiba-tiba dan 'entah kapan' keadaan akan kembali normal. Banyak orang yang berharap keadaan ini segera berlalu. Namun kenyataannya hingga kini belum ada kepastian. Perekonomian dunia masih dilanda resesi. Dunia kedokteran internasional pun belum menemukan obat mujarab untuk Covid-19.

Ketidakpastian timbul dari masalah yang berlarut-larut. Satu masalah timbul dan belum selesai, namun datang lagi masalah berikutnya. Keadaan ini seperti perahu yang terombang-ambing di tengah badai. Diterjang gelombang yang tak kunjung berhenti. Dihempas angin ribut yang terus bergemuruh. Akibatnya memicu perasaan tidak nyaman dan tidak aman.

Ketika seseorang merasakan suatu bahaya, respon alamiahnya adalah menolak. Dia akan berusaha meminimalkan ketidakpastian yang dihadapinya. Untuk meminimalisasi ketidakpastian, perlu suatu strategi. Tujuan berstrategi agar dapat melihat perubahan dari sudut pandang yang positif. Sehingga dengan sadar dapat mengambil keputusan yang benar berdasarkan kehendak dan inisiatifnya sendiri.

Bijaklah merencanakan sesuatu di tengah ketidakpastian. Dalam keadaan yang penuh dengan tekanan, seorang individu cenderung membuat perencanaan yang kurang matang. Ini adalah akibat dari kurang mampu membuat prediksi yang efektif dan akurat. Depresi mengurangi kemampuan seseorang untuk membangun konsep pikirannya. Kualitas performa dan kinerja orang ini akan cenderung berkurang. Dia akan lebih sering salah menginterpretasikan sesuatu. Kurang tanggap dan kurang mampu memahami masalah dengan cepat. Senang berkhayal dan hidup dalam ilusinya. Orang ini tidak mampu menyusun strategi untuk merealisasikan tujuan hidupnya dan teguh menjalaninya.

Setiap orang perlu mempelajari keahlian memprediksikan masalah di masa depan. Dengan mengobservasi masalah-masalah yang ada di saat ini, mencermati data yang disajikan oleh kenyataan yang dihadapinya. Membandingkan fakta dirinya dengan data-data teman atau orang-orang disekelilingnya. Keahlian tersebut bukan talenta yang dibawa sejak lahir, namun teknik yang harus dipelajari dan terus menerus dilatih.

Hal terbaik yang dapat dilakukan ketika menghadapi ketidakpastian adalah belajar tenang. Berserah kepada Tuhan dan tetap melangkah maju. Pergunakan waktu sebaik-baiknya. Investasikan waktu untuk mengoptimalkan talenta. Pertegas dan fokus untuk memaksimalkan potensi diri. Asah kualitas pribadi sehingga tetap percaya diri dan dapat tetap tegak berdiri meskipun sedang menghadapi keadaan terburuk sekalipun.

Pelajari hal-hal baru untuk meminimalkan kelemahan. Fokus pada apa yang bisa diperbaiki. Setiap orang diciptakan seperti mata uang yang mempunyai dua sisi. Satu sisi memperlihatkan keunggulannya dan sisi lain adalah bayang-bayang kelemahannya. Tujuan yang tiap orang harus capai selagi hidup bukanlah menjadi sempurna, namun mampu menyeimbangkan 'menjadi baik' dan 'menjadi benar' sehingga misi hidupnya tercapai.

Sumber: Fish Bone Chart Blissful
Sumber: Fish Bone Chart Blissful

Tetap tenang dan rubahlah kebiasaan yang buruk sebagaimana pikiranmu telah dijernihkan. Dengan hati yang tenang dan pikiran yang jernih, tetaplah berjalan bersama Tuhan. Uji segala hal dan cobalah memposisikan diri pada suatu titik yang tinggi, sehingga kita miliki suatu persepsi yang baru untuk setiap masalah. Segala keadaan, sekalipun itu sangat hina, adalah baik adanya, berguna dan sempurna.

Cara untuk menjernihkan pikiran di saat cemas, khawatir dan takut adalah berdoa. Dengan berdoa, seseorang mengakui otoritas Tuhan sebagai individu yang memiliki kedaulatan penuh terhadap hidupnya. Melangkah maju sambil menyibukkan diri dengan hal-hal yang berguna juga akan membuat pikiran tetap positif. Pikiran yang positif menjadi magnet untuk terciptanya solusi masalah. Baik itu solusi untuk keuangan, solusi merawat kesehatan mental, solusi merawat kesehatan tubuh, solusi untuk mengembangkan kualitas diri, solusi parenting, solusi merawat relasi dengan keluarga dan teman-teman, juga solusi bagaimana menjalankan fungsi kita dimana pun Tuhan tempatkan. (*)

---------------

Sumber Inspirasi

ESV Bible, Olive Tree Bible Study

Pennock, S.F., The Crisis Kit: 5 Tools for Helping Clients Through Turbulent Times, PositivePsychology.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun