Mohon tunggu...
Nur Kholillah
Nur Kholillah Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Jika memang harus, patah dan hancurlah! lalu hiduplah kembali dan mencoba lagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tiga Agustus

12 November 2024   07:31 Diperbarui: 12 November 2024   07:41 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/Beskrajne Mudrosti

Mungkin sempat,

Tiga Agustus merebah bulir gerimis

Membias jiwa terbelenggu payah ambang fatamorgana

Baca juga: Seniwati Sejati

Pada lima empat tujuh derap detik jarum

Hingga silau pendar tatapmu meredup terkatup

Mungkin sempat,

Pesona senja mengilas bengis gugusan asa

Menyeret sisa secuil sadar kian henti menganga

Untuk menantang debur godam jeruji uji realita

Mungkin kini,

Dinding potong kayu sisi bilik beratap tanah

Pun lewat rintik tangis darah mustahil dikuak

Merengkuhmu, tinggal sendiri bersembunyi

Menelantar aku, tinggal sendiri meratapi

Mungkin kini,

Wajah teduhmu sekadar mampu ku gapai kosong

Mengepul saru di muka pigura jendela

Kemudian menyurup, tertampar separuh waras imaji

Tapi aku

Sungguh akan tetap menyongsong pagi menunggumu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun