Mohon tunggu...
Kholilatul Ummah
Kholilatul Ummah Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat Perempuan

Love Allah, love Muhammad, love Islam, love Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Angin Senja

7 Desember 2019   17:53 Diperbarui: 7 Desember 2019   18:05 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desember, selalu hadir membawa sejuta rasa dan kisahnya, seperti sore ini, angin senja semilir menyapa tubuh, dingin menawarkan sepi menghapus lupa luka.

Gerimis mendung kelabu bergulir menyentuh kulit, setelah ia arungi jejak-jejak langit abu-abu berembun, menyelimuti rerumput dedaun bumi, meninggalkan layu sengatan panas siang tadi.

Kini semua sirna menguap kembali menanti sapa hangat mentari esok hari, berpesta di atas deru desah samudera, berdansa bersama geloranya begitu mesra, setelah ia puas kemudian mengajak turun kembali, menyelinap diantara bebatuan, meresap lembut di kedalaman gua rasa yang tak pernah berhenti.

Angin senja menyaring makna kekuatan perjalanan bahagia yang bening. Tanpa ingin melukai dan dilukai, menghormati diri sebagaimana adanya, bahwa kita lahir untuk mengukuhkan makna cahaya cinta yang penuh kebaikan dan air kerinduan yang penuh kemanfaatan.

Lila, Singosari, 07 Desember 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun