Pupuh gambuh memuat makna tentang keindahan seni dan budaya selain itu karya ini juga menekankan pentingnya pendidikan dan kebijaksanaan sebagai kunci dalam mencapai kehidupan yang sukses dan harmonis. Â Â
5. Kinanthi
Pupuh kinanthi mengandung pesan tentang asmara dan hubungan antarpribadi. Maknanya menyoroti pentingnya memiliki hubungan yang harmonis, saling pengertian, dan didasari oleh kasih sayang dalam menjalani kehidupan berpasangan.
Kelima pupuh dalam Serat Wedhatama didasarkan pada ajaran filsafat Jawa yang sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai kehidupan yang penting dan bermanfaat bagi manusia, dengan fokus pada upaya mencapai kebijaksanaan, keselarasan, dan kesempurnaan dalam kehidupan sehari-hari.
Serat wedhatama juga memiliki tipe kategori dalam leardership (kepemimpinan), yaitu :
- Nistha: Nistha merupakan sebuah kata dalam bahasa Sanskerta yang secara umum dapat diartikan sebagai ketekunan, keyakinan, atau kesetiaan terhadap suatu keyakinan atau ajaran spiritual. Dalam konteks keagamaan atau kebijaksanaan, istilah ini merujuk pada tingkat kesetiaan, kepercayaan, atau fokus yang sangat tinggi terhadap prinsip atau praktik spiritual mikir diri sendiri, dan kelompoknya sendiri.
- Madya: Tahu kewajiban, dengan baik, dan haknya dia ambil.
- Utama: istimewa, tidak ada pamrih apapun, melampaui keutamaannya.
Metode pembinaan akhlak dalam Serat Wedhatama, yaitu:
   1. Mengendalikan hawa nafsu
Dalam pupuh pertama Serat Wedhtama di jelaskan bahwa hal terbesar dalam diri ini adalah pengendalian diri dari nafsu. Pengendalian nafsu dan pengembangan kematangan emosi hendaknya dilakukan dengan menganjurkan hal-hal baik dan mencegah perbuatan buruk. Dalam mengendalikan hawa napsu kita bisa melakukan beberapa cara seperti berpuasa, bertapa dan semedi.
2. Meneladani leluhur
Dalam Serat Wedhatama bait 10 dan bait 21 di jelaskan bahwa meneladani leluhur sangat penting, sebab hal tersebut sangat penting bagi seseorang untuk menjalani kehidupannya dengan benar yang mengikuti atau meneladani seseorang yang dianggap sebagai panutan.
3. Membiasakan membersihkan jiwa