Mohon tunggu...
Likke Andriani
Likke Andriani Mohon Tunggu... Lainnya - Generalis dinamis dengan latar belakang tehnik kimia, senang membaca mencoba mulai menulis untuk keseimbangan. Hobi: backpacking, naik gunung, jalan kaki, snorkeling dan kuliner.

"Jobs fill your pocket, but adventures fill your soul". "The world is a big playground - a lot to discover"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Korban KDRT, Beranilah Melawan

9 Agustus 2020   20:22 Diperbarui: 9 Agustus 2020   20:34 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komentar-komentar sejenis dibawah ini biasanya keluar dari mulutnya di awal relasi:

"Teman-temanmu itu tidak baik untukmu."

"Aku lebih suka kamu mengganti bajumu."

"Aku akan urus keuanganmu"

"Berhentilah bekerja, saya akan menanggung kehidupanmu"

"Maaf kalau saya emosi, tapi kau juga sulit sih."

"Mengapa sih kamu selalu begitu sulit diatur?"

"Lihat, semua orang menertawakanmu di belakang punggungmu."

Seperti katak di dalam air yang perlahan menjadi hangat, banyak korban tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Justru korban sering merasa bersalah, merasa kurang sempurna. Dan sebelum mereka menyadarinya, pelaku mulai memukuli mereka dan kemudian nanti pasti  pelaku minta maaf disertai rayuan atau bahkan membawa hadiah.

Tanpa rekening bank sendiri, tampa penghasilan, tanpa teman, tanpa harapan, jauh dari keluarga, tampa dukungan moral.......apa yang bisa korban lakukan? Berharap sang pelaku meninggal dunia secara alami? berharap dia menemukan korban lain sehingga berpaling darinya? Atau dengan harapan bisa diselesaikan secara "kekeluargaan" masalah KDRT tidak akan berakhir begitu saja. 

Yang jelas jangan berharap pelaku akan berubah, korban yang harus berubah, berani-lah berkata "tidak", berani melawan balik apapun resikonya, putuskan hubungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun