Hongkong yang dulu otonomi sekarang telah disatukan dengan Cina oleh undang-undang yang baru, tidak ada satu pun negara lain di dunia yang berani berbuat sesuatu, apalagi waktu yang dipilih juga tepat, ketika semua negara di dunia sibuk dikacaukan oleh virus corona, siapa perduli dengan urusan negara lain jika negara sendiri masih kacau.
Tampaknya, Xi berusaha untuk membuat takut dunia pada Cina-nya. Bagaimana ini bisa terjadi?Â
Tukang bersih-bersih
Sebagi hadiah ulang tahun buat pemimpin mereka, akademi pendidikan Partai Komunis (PKC) secara resmi menyatakan filsafat Xi-Jinping sebagai "Marxisme di abad-21", dan memang saat ini Xi lebih penting daripada Karl Max atau Mao.
Padahal pada awalnya, karier Xi tidak dimulai dengan keagungan dan keunggulan ideologis. Sewaktu Xi dipilih sebagai pemimpin PKC di tahun 2012, kondisi ekonomi Cina saat itu bagus, tapi kondisi politik walaupun stabil tapi kurang nyaman, seperti perasaan sudah dipuncak dan setiap orang tahu harus siap-siap turun.Â
Tidak ada seorang pun dari generasi baru yang cukup kuat untuk memegang kendali kekuasaan yang beresiko, tidak ada yang yakin bagaimana masa depan kekuasaan Partai Komunis Cina. Itu menyebabkan tumbuhnya rasa takut akan ketidakberdayaan.
Pendahulu Xi, bekas presiden Hu Jintao, seorang pria dengan nyali dan rasa percaya diri yang kurang besar, karena itu sering stress menghadapi banyak tuntutkan dari fraksi-fraksi partai dan saingannya.Â
Saingan utama Xi waktu itu Bo Xilai, masih muda, suka glamour, seperti rudal tidak terarah, terlalu sinis, terlalu impulsif (menuruti perasaan) dan terlalu ambisius.
Xi dengan ketenangannya mampu menjaga keseimbangan, kepercayaan dirinya tidak berlebihan dan dia tidak memiliki aura yang menakutkan, tapi dia terpilih terutama dengan pertimbangan kemampuan pragmatis dan kesetiaannya kepada partai.Â
Sebagai gubernur, dia jelas memiliki pengalaman di bidang politik, tapi banyak anggota partai dulu setuju memilihnya karena mereka pikir dia orang yang lemah, orang dari daerah, tidak banyak yang bisa ditonjolkan, bisa gampang dijadikan boneka. Mereka melakukan kesalahan fatal dalam hal ini. Lima tahun kemudian Xi mampu menyapu lebih dari satu juta pejabat, anggota partai dan pemimpin militer dalam "kampanye anti korupsinya". Bajingan besar atau kecil semua terjaring yang meningkatkan popularitasnya di masyarakat, yang membuat banyak orang menaruh hormat kepadanya.Â
Siapapun yang menganggap "kampanye anti-korupsi" secara sinis, menuduh dia melakukan itu hanya untuk mencari pamor, itu keliru.Â